Kanal

Penampilan Terburuk Inggris

London - Inggris tersingkir dari Piala Eropa 2016 setelah dikalahkan Islandia. Penampilan The Three Lions dalam laga tersebut dinilai sebagai salah satu yang terburuk.

Meski unggul lebih dulu melalui Wayne Rooney, Inggris secara mengejutkan harus mengakui keunggulan Islandia. Negara debutan yang jumlah penduduknya tak lebih banyak dari warga Kota Leicester itu mendepak Inggris dengan skor 2-1, Selasa (28/6/2016) dinihari WIB tadi.

Kekalahan ini memperpanjang rekor buruk Inggris pada turnamen mayor sejak 2006, di mana mereka tidak pernah menang di fase knock out. Hasil memalukan yang pada akhirnya membuat Roy Hodgson memutuskan mundur dari jabatannya.

Di atas lapangan Inggris sebenarnya sangat dominan. Mereka melepaskan tembakan lebih banyak (18:8), mendominasi penguasaan bola (86%:63%), unggul dalam dribel sukses (17:3), juga dalam tendangan sudut (7:2). Tapi Wayne Rooney dkk dinilai tidak punya semangat juang yang besar, tidak sebesar yang dimiliki Islandia.

"Itu adalah penampilan terburuk yang pernah saya lihat dari tim Inggris," seru Alan Shearer di BBC.

"Kita kalah bertarung, tidak punya ide, kalah berjuang dan sepenuhnya tak punya harapan selama 90 menit. Saya sudah katakan setelah tiga pertandingan (fase grup) kalau Inggris tidak cukup bagus," lanjut mantan striker Timnas Inggris itu.

Shearer juga mengritik keras pilihan starting XI Roy Hodgson untuk laga itu. Beberapa pemain yang terbukti tidak menunjukkan penampilan oke di fase grup masih dipertahankan. Selain itu, Inggris juga dinilainya buruk secara mental bermain.

"Itu taktik yang tidak bisa diterima. Bagaimana dia bisa memilih gelandang Arsenal, Jack Wilshere? Dia memiliki pemain dalam skuatnya yang tidak layak berada di sana. Winger Manchester City, Raheem Sterling tidak meunjukkan performanya. Masih banyak lagi (kekurangannya). Lalu ada striker Tottenham Hotspur, Harry Kane, yang mengambil tendangan sudut. Daftar (kesalahannya) tak berujung."

"Pemain kita tertekan malam ini. Semua pemain berada dalam tekanan, mereka tertekan, manajernya tertekan. Dia memberikan kesempatan pada striker muda Manchester United, Marcus Rashford, empat menit dan dia melakukan lebih banyak dibanding pemain lain."

"Kita dibutakan oleh Premier League, kita pikir itu adalah tempat talenta-talenta terhebat di dunia, (padahal) tidak. Kita sepenuhnya percaya pada pemain dan manajer asing untuk kegembiraan. Kita tidak sebagus yang kita pikirkan," lanjutnya lagi.(dtk/rt)
 

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER