Kanal

Syafruddin: Disdik Harus Bertindak Tegas

PEKANBARU-riautribune: Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Swasta se-Pekanbaru menunjukkan sikap bersama, meminta Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru untuk menunjukkan sikap, menegur bahkan memberikan sangsi kepada sekolah SMK-SMK Negeri yang jelas-jelas tidak memberikan ruang bagi SMK swasta untuk merekrut siswa,bahkan untuk berpromosi.

“Kita sama-sama lembaga yang bertujuan mendidik anak bangsa, mencerdaskan siswa-siswi di Pekanbaru, harusnya kita juga mendapatkan kesempatan yang sama dalam mempromosikan lembaga pendidikan kita. Yang anehnya, saat ini ada data 400 calon siswa SMK yang jelas-jelas tidak terima di SMK negeri, namun datanya masih ditahan. Padahal kami juga menunggu siswa-siswi itu untuk mendaftar disekolah kami,” ucap Syafruddin ketua K3S SMK Swasta dan juga Kepsek SMK PGRI.

K3S juga berharap Disdik kota bisa transparan dalam meletakkan aturan, jumlah siswa di SMK Negeri per kelas. “Jika memang aturannya adalah satu kelas 30-35 siswa, mengapa ada sekolah negeri yang jumlah siswanya sampai 40 siswa. Bahkan ada yang sampai menerima melebihi kuota kelas yang ditetapkan. Harusnya ini ditindak, diberi sangsi tegas, bagaimanapun juga ini berdampak terhadap kami SMK Swasta,” ucap Syafruddin.

Syafrudin yang juga didampingi wakil ketua K3S, Jefri.SPd dan Syahrullah Jadid SPd. menyatakan dengan tegas, tentang temuan spanduk di SMK 4 Pekanbaru, yang jelas-jelas telah merendahkan dalam berkompetisi dengan SMK swasta.

“Padahal sebelum PPBD online berlangsung, kita K3S SMK swasta sudah meminta rapat bersama dengan Disdik Pekanbaru dan K3S SMK Negeri, intinya menyepakati untuk bersama-sama diberi ruang dalam promosi, dan bekerjasama sehingga seluruh calon siswa bisa diterima di SMK. Bagaimanapun juga kita ingin calon siswa siswi ini mendapatkan pendidikan untuk masa depannya,’ ucap Syafruddin.

Pada kesempatan pernyataan sikap ini, K3S SMK swasta juga menuturkan bahwa promosi juga harus dilakukan secara mendidik, bukan berbisnis sehingga menjatuhkan marwah dunia pendidikan.

“Kami sampaikan kepada masyarakat jangan terjebak dengan iklan promosi-promosi yang tidak mendidik, ada SMK yang menggratiskan SPP selama 1 tahun kemudian diberikan hadiah laptop. Setelah diselidiki ternyata selama 1 tahun siswa di SMK tersebut tidak pernah diberikan pengajaran, bahkan tidak belajar sedikitpun. oleh karenanya, pelajari dan pantaulah sebelum memilih sekolah,” ucap Syafruddin.(ehm)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER