Kanal

TPID Provinsi Riau dan TPID Kabupaten Kampar Panen Perdana Cabai Demplot Digital Farming

KAMPAR, Riautribune.com - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TIPD) Provinsi Riau dan TPID Kabupaten Kampar, melakukan panen perdana cabai hasil digital farming di lahan Kelompok Tani Jaring Mas Sejahtera, Dusun Pematang Kulim, Desa Pulau Birandang, Kecamatan Kampa, Kabupaten Kampar pada Senin, 27 Februari 2023.

Kegiatan panen perdana dihadiri oleh PJ Bupati sekaligus Ketua TPID Kampar Kamsol, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau Muhamad Nur, Direktur Utama BRK Syariah Andi Buchari, serta perwakilan TPID Provinsi Riau Yurnalis Basri, selaku Staf Ahli Bidang Hukum Pemerintahan dan  Kemasyarakatan.

Kegiatan panen perdana dilakukan di lahan demplot cabai merah yang dikembangkan oleh TPID Kabupaten Kampar bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau dan TPID Provinsi Riau ini telah menerapkan konsep Digital Farming berbasis Internet of Things (IoT) untuk otomasi penyiraman dan pemupukan tanaman, serta memberdayakan Kelompok Tani Jaring Mas Sejahtera.

Intalasi IoT yang dikembangkan di lahan tersebut, telah dimulai sejak September 2022. Kegiatan itu sebagai salah satu program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan berhasil menjadi demplot digital farming terbesar di Indonesia.

“Ini panen perdana di lahan digital farming yang dikembangkan bersama oleh TPID Kabupatan Kampar dan TPID Provinsi Riau bekerja sama dengan Bank Indonesia. Masa panen akan berlangsung hingga 3 bulan kedepan dengan total panen mencapai sekitar 8 ton untuk lahan seluas 0,7 hektar ini," kata Pj Bupati Kampar, Kamsol.

Kedepan, kata dia, pihaknya perlu mengawal bersama pengembangannya agar dapat direplikasi untuk meningkatkan produksi cabai lokal dari Riau, sehingga dapat memenuhi kebutuhan kita di Riau dan menjaga harga cabai merah tetap stabil.

Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi awal yang baik untuk mendukung GNPIP tahun 2023, yang salah satu program utamanya adalah gerakan tanam cabai, ataupun komoditas tabama atau hortikultura yang menjadi penyumbang inflasi di Riau,” lanjut Kamsol.

Selain itu, TPID Provinsi Riau mendorong agar teknologi pada sektor pertanian ini dapat direplikasi oleh petani-petani cabai merah ataupun komoditas hortikultura atau sayur-mayur lainnya, sehingga pertanian berbasis digital dapat terus berkembang, dan petani semakin modern/melek teknologi, serta dapat meningkatkan produktivitas, sekaligus efisiensi biaya tenaga kerja.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Riau, M Nur menyebutkan, penerapan Digital Farming berbasis IoT ini terbukti memiliki keunggulan dibanding pertanian secara konvensional.

“Salah satu kelebihan dari pemanfaatan IoT pada budidaya cabai adalah proses penyiraman dan pemupukan dapat dilakukan dengan tepat waktu dan takaran yang tepat. Aspek ini sangat krusial untuk meningkatkan produksi, mengingat karakteristik tanah di Riau yang secara umum kurang optimal untuk budidaya komoditas hortikultura dibanding daerah lain seperti Sumatera Barat dan di wilayah Jawa," jelasnya.

"Penerapan IoT membantu petani memperoleh hasil panen yang maksimal, dan kita disini melihat hasil panen 1 batang pohon mampu menghasilkan minimal 1,2 kg cabai dalam satu siklus panen,” Sambungnya. (M. Iqbal)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER