Kanal

Dubes RI Respons Isu Dosen UII Hilang Terkait Gempa Dahsyat Turki

JAKARTA - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Turki di Ankara merespons spekulasi publik terkait hilangnya Dosen UII Yogyakarta Ahmad Raf'ie Pratama akibat gempa.

Menurut duta besar RI untuk Turki Lalu Muhammad Iqbal, kecil kemungkinan hilangnya Ahmad Raf'ie disebabkan oleh gempa, mengingat lini masa dua kejadian yang tidak saling berkaitan.

"Ada banyak kemungkinan terkait kehilangan tersebut. Bahkan belum bisa dipastikan apakah yang bersangkutan masih berada di Oslo atau sudah di Istanbul," tulis Iqbal dalam keterangan resmi pihak KBRI Ankara dan KJRI Istanbul, Sabtu (18/2).

Dia mengatakan dugaan hilangnya dosen tersebut kecil kemungkinan terkait dengan gempa, karena yang bersangkutan diperkirakan menuju Turki tanggal 12 Februari.

"Sementara, gempa terjadi tanggal 6 Februari," tutur Iqbal.

Dalam keterangan tersebut, pihak Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Istanbul juga dipastikan telah melakukan koordinasi dengan berbagai otoritas terkait untuk mencari yang bersangkutan.

"KJRI sudah menghubungi imigrasi dan otoritas bandara untuk meminta sejumlah informasi yang bisa menjadi petunjuk kemungkinan keberadaan yang bersangkutan," ujar Konjen RI untuk Istanbul Imam Asyari.

Ahmad dilaporkan hilang seusai mengikuti rangkaian aktivitas mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN), Norwegia.

Rektor UII Fathul Wahid mengatakan mulanya tim UII terdiri dari empat orang termasuk dirinya dan Ahmad mengunjungi USN dalam agenda mempererat kerjasama kedua universitas, dengan dukungan pendanaan dari Uni Eropa melalui skema Erasmus+.

Sepekan beraktivitas di USN sejak 5 Februari 2023, pada 12 Februari 2023 tim meninggalkan Norwegia melalui Bandara Oslo. Fathul mengaku terakhir berjumpa dengan Ahmad di Norwegia pada 11 Februari 2023 malam.

Sementara anggota tim lain terakhir bertemu pada tanggal 12 Februari 2023. Menurut rencana yang tersampaikan secara lisan, rute perjalanannya adalah Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta. Seluruh anggota tim pulang lewat Turki, namun berbeda penerbangan.

"AMRP (Ahmad) tidak berbagi informasi penerbangan detail kepada kolega di UII dan juga kepada istrinya," tulis Fathul dalam keterangannya, Sabtu (18/2).

Ahmad mengirimkan pesan terakhir kepada istrinya pada 12 Februari 2023 siang atau beberapa saat sebelum menaiki pesawat ke Istanbul. Pesan itu berbunyi 'menunggu boarding'.

"Sejak saat itu, AMRP tidak pernah mengirimkan pesan lagi. Beragam upaya mengontak melalui beragam kanal daring, termasuk email, diupayakan, tetapi belum satu pun yang direspons oleh AMRP," kata Fathul.

 

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER