Kanal

PM Shtayyeh Desak AS Hentikan Tindakan Israel Lemahkan Otoritas Palestina

RAMALLAH, Riautribune.com – Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh hari ini memberi tahu Perwakilan Khusus AS untuk Urusan Palestina, Hady Amr, tentang pelanggaran Israel dan tindakan sepihak terhadap rakyat Palestina, dan mendesak AS untuk mengakhiri langkah-langkah Israel yang melemahkan Otoritas Palestina (PA).

“Pemerintah AS diharuskan bertindak cepat untuk mengakhiri tindakan dan ancaman sepihak Israel yang merusak Otoritas Nasional Palestina, dan secara sistematis mengakhiri kemungkinan mendirikan negara Palestina (yang berdaulat),” kata Perdana Menteri kepada Amr dan kepala Unit Urusan Palestina, George Noll, saat pertemuan di kantornya di Ramallah, dikutip dari Wafa, Jum’at, (13/1).

Dia menekankan, kunjungan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken dan Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan yang akan datang ke wilayah tersebut harus membawa pesan harapan bagi rakyat Palestina dan pesan yang jelas kepada pemerintah Israel bahwa mereka harus menghentikan pelanggaran dan tindakan sepihak dan mewajibkannya untuk menghormati hukum internasional dan menandatangani perjanjian.

Perdana Menteri juga menyerukan tekanan nyata kepada Israel untuk memberikan dana milik Palestina yang ditahan secara ilegal dari pendapatan pajak izin dengan dalih tidak diaudit dari pihak mana pun.

Delegasi AS sebelumnya bertemu dengan Hussein al-Sheikh, sekretaris Organisasi Pembebasan Palestina, yang mengatakan dalam sebuah tweet bahwa mereka membahas hubungan bilateral Palestina-AS, dan perkembangan politik di kawasan itu, terutama setelah pemilu Israel baru-baru ini yang menghasilkan pembentukan pemerintahan Israel yang baru dari partai ekstrim sayap kanan.

Al-Sheikh mengatakan dia menekankan dalam pertemuannya dengan Amr perlunya pandangan politik yang mempertahankan solusi dua negara sesuai dengan legitimasi internasional, dan bagi Pemerintah Israel untuk menghentikan semua tindakan sepihak dan serangan harian yang menghancurkan upaya menuju solusi dua negara dan menghancurkan keamanan dan stabilitas.***

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER