Kanal

Sumur Minyak Pertama Minas Bukti Sejarah Kekayaan Minyak di Bumi Lancang Kuning

Oleh:   Rizka Yani, Mahasiswa UIR 

 

Minas adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Siak, Riau, Indonesia. Kecamatan ini terkenal sebagai penghasil minyak terbesar di nasional hingga Asia Tenggara. Pada masanya daerah yang

berbatasan langsung dengan kota Pekanbaru itu dikenal sebagai lumbung minyak kebanggaan masyarakat Riau dan Sumatera, karena besarnya kandungan minyak di dalamnya dan menjadi sumber bahan bakar bagi kepentingan rakyat Indonesia.

Kamis (8/9) seluruh finalis karya tulis Pertamina Hulu Rokan (PHR) Goes To Campus berkesempatan berkunjung ke Minas untuk melihat langsung dan mengetahui sejarah sumur minyak pertama yang ada di Minas. Finalis dan panitia berangkat dari kantor pusat Pertamina Hulu Rokan (PHR) Rumbai menggunakan bus dan menempuh jarak sekitar 25 Kilometer (Km).

Sepanjang jalan dari Rumbai hingga ke Minas, nampak pipa-pipa panjang hitam yang berada diatas permukaan tanah. Pipa-pipa tersebut berada di sisi jalan yang terletak di tengah-tengah kebun sawit maupun hutan.

Setelah kurang lebih 30 menit perjalanan akhirnya rombongan tiba di Minas. Kecepatan bus mulai turun, rem bus yang pakem membuat bus terhenti di depan sebuah monumen yang berbentuk persegi panjang dan memuat beberapa informasi, tak jauh dibelakang monumen itu terdapat mesin pompa minyak berwarna hitam berdiri kokoh yang dikelilingi pagar besi berwarna putih ke abu-abuan.

“Ayok adik-adik turun kita sudah sampai di Minas tempat lokasi pengobaran sumur minyak pertama yang ada di Minas dan jangan lupa helm (safety) nya di pakai karena kita berada diwilayah operasional kerja ” ucap Yulia Rintawati Sr. Analyst Media & Communications PHR.

Seluruh finalis turun dari bus dan disambut oleh beberapa petugas Pertamina Hulu Rokan (PHR), peserta segera berbaris untuk mendengarkan beberapa penyampaian dari petugas PHR.

Endang Nasution, salah satu tim operasi Minas menjelaskan bahwa penemuan minyak di Minas ini melalui proses yang cukup panjang dan sempat melibatkan beberapa negara diantaranya Belanda, Amerika, dan Jepang.

“Ketika Indonesia di jajah oleh Belanda, perusahaan perminyakan Belanda yang bernama Royal Dutch Petroleum Company awalnya hanya fokus melakukan pencarian minyak di Sumatera bagian Utara dan Selatan, mereka belum tertarik melakukan pencairan di Sumatera Tengah (Riau)” jelasnya

Endang juga menjelaskan bahwa sekitar tahun 1920-an Belanda juga sempat datang ke Riau dalam rangka membuat bandara yang ada di Simpang Tiga, Pekanbaru. Saat itu ahli Petroleum dari Belanda juga mencoba mencari sumber minyak sekitaran Bandara tersebut, namun hasilnya nihil.

Sekitar tahun 1924-an pihak Amerika turut melakukan pencarian dengan beberapa tim nya, Socal dan Richard H Hopper, tahun 1938 mereka melakukan pencairan hingga daerah Palas.

Endang mengatakan ketika perang dunia II terjadi, Amerika meninggalkan Indonesia kemudian Jepang ternyata membawa peralatan khusus dan melakukan pengeboran di Minas. "Jadi di sumur pertama di Minas ini digagas oleh Belanda, di cari Amerika dan di temukan oleh Jepang..” tambah Endang

Meski tidak terlalu detail, namun peserta dapat memahami dengan jelas siapa saja negara yang ikut berpartisipasi penemuan minyak di Minas dan dapat melihat informasi tambahan di tugu monumen. Di monumen itu terdapat informasi yang menjelaskan tanggal dan tahun penting penemuan sumur minyak pertama di Minas, diantaranya lokasi dibuat/ditemukan pada Maret 1941, pengeboran dimulai 10 Desember 1943 dan selesai pada 4 Desember 1944, kedalaman pengeboran mencapai 2625 feet atau setara dengan (800 Meter).

Bergeser dari sejarah penemuan sumur minyak pertama di Minas, prestasi yang dihasilkan oleh sumur minyak no 1 Minas juga tidak kalah menarik. Pada april 1969 sumur ini menghasilkan

1.000.000.000 Barrel (1 barrel setara 159 liter), Mei 1976 menghasilkan 2.000.000.000 Barrel, Desember 1984 menghasilkan 3.000.000.000 Barrel, Maret 1997 menghasilkan 4.000.000.000 dan Febuari 2007 mencapai 4.500.000.000 Barrel

Monumen sumur minyak 1 Minas ini juga pernah menjadi tempat pengambilan api abadi 6 September 2012 yang dipergunakan dalam perayaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke 18 di Provinsi Riau. 

Jika berjalan kebelakang monumen sumur minyak, akan tampak pompa minyak bewarna hitam, pompa itu bermerk Lufkin. Sayangnya, pompa minyak tersebut sudah tidak lagi beroperasi dikarenakan sumur minyak pertama di Minas telah habis dan berhenti berproduksi dan dijadikan sebagai lambang sejarah perminyakan di Provinsi Riau.*** 

 

 

 
Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER