Kanal

Komnas Disabilitas Dukung Unilak Wujudkan Menuju Kampus Ramah Disabilitas

PEKANBARU, Riautribune.com - Komisi Nasional Disabilitas mendatangi kampus Universitas Lancang Kuning Pekanbaru yang diwakili oleh salah satu anggota Komisioner Jona Aman Damanik. Jumat, (8/10/2022).

Kedatangan Komnas Disabilitas dalam rangka melakukan monitoring dan penguatan inklusi dan memberikan dukungan kepada kampus Unilak yang telah mendeklarasikan menuju kampus ramah disabilitas. Kehadiran Jona Aman Damanik disambut ramah oleh Rektor Unilak Dr Junaidi SS.M.Hum, turut hadir Wakil Rektor III Dr Bagio Kadaryanto, Kepala Lembaga Disabilitas Heleni Filtri.M.Psi, dosen, mahasiswa disabilitas dan para orang tua.

Dr Junaidi mengucapkan terima kasih atas kehadiran Komnas Disabilitas dalam memberikan dukungan moral dan semangat membantu Unilak untuk mewujudkan menuju kampus ramah disabilitas.

Disebutkan Dr Junaidi bahwa sejak lima tahun lalu Unilak telah menerima mahasiswa dari penyandang disabilitas/berkebutuhan khusus dan mereka telah diwisuda dan menjadi mandiri/mampu berusaha, dan tahun 2022 ini jumlahnya banyak, mencapai 17 orang.

"Berbagai upaya dan tindakan telah kami lakukan untuk memperkuat tata kelola bagaimana mewujudkan menuju kampus ramah disabilitas. Kami telah menyedikan Prodi Pendidikan Khusus, membentuk lembaga Physikologi dan disabilitas, kemudian membuat pusat studi disabilitas, kemudian merekrut pakar bahasa disabilitas menjadi pegawai dan bekerja di Unilak, melakukan penguatan literasi bagi dosen dan pegawai tentang disabilitas dan pelatihan bahasa isyarat," ujar tokoh Pendidikan Riau ini.

Diceritakan Dr Junaidi, bahwa prinsip Education For All  menjadi dasar Unilak untuk membuka/menerima mahasiswa disabilitas/berkebutuhan khusus. Sebagaimana di ketahui bahwa banyak kawan-kawan disabilitas ketika mereka mengenyam pendidikan di sekolah luar biasa ketika tamat mereka terputus jenjang pendidikanya, tidak bisa kuliah. Di Riau hampir tidak ada kampus yang memfasilitasi dan di Sumatera hanya ada di Sumbar. Padahal mereka juga berhak mengenyam pendidikan tinggi sebagaimana prinsip education for all dan telah diamanatkan oleh UUD.

"Saya berharap mahasiswa disabilitas ketika mereka wisuda mereka dapat menjadi orang yang mandiri, mampu menjadi wirasusaha, sehingga mampu menghidupi dirinya. kita harus membantu kawan-kawan disabilitas untuk wujudkan itu," sebut Dr Junaidi.

Joan Damanik Komisioner Disabilitas Nasional memberikan apreasiasi kepada Unilak. " Disini ada kampus negeri dan swasta, kita perlu bertepuk tangan bersama, Lancang Kuning lah yang pertama berani dan mau menerima disabilitas. Semangat ini harus kami tularkan," katanya.

Disebutkan Joan, data BPS, di Indonesia dari total populasi 25 juta disabilitas hanya 2,87 persen yang bisa mengakses pendidikan tinggi. Sementara di luar sana ketika berbicara pekerjaan selalu bertanya selalu disyaratkan minimal S1.

"Saya senang besok ada disabilitas yang menyelesaikan studi di kampus ini, dan ini motivasi bagi mahasiswa lain dan orang tua. Ayo semangat, penyandang disabilitas juga memiliki hak untuk hidup lebih baik. Peluang emas ini jangan disia-siakan, Unilak sudah membuka diri untuk menerima disabilitas dan mari kita buktikan bahwa kita bisa, jangan sia-siakan," ujar Joan.

Diceritakannya Ketua Komnas Nasional, Bu Dante adalah disabiltias. Dia pendidikan doktor, ketika lingkungan, negara memberikan kesempatan, maka dia bisa membuktikan, dan dia lulusan Norwegia. "Terima kasih banyak kepada Unilak untuk komitmen, untuk keberanian, memberikan peluang untuk disabilitas, terima kasih atas komitmen yang diberikan bagi disabilitas. Semoga masa depan disabilitas di Riau menjadi setara dan inklusif," harapnya.***

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER