Kanal

Tim Dosen Kukerta Balek Kampung Unri Lakukan Sosialisasi dan Penyuluhan di Desa Binuang

KAMPAR, Riautribune.com - Komoditas pertanian dan perkebunan di Desa Binuang, Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar memiliki potensial yang sangat tinggi dalam mendukung kemandirian pangan masyarakat setempat.

Pegaplikasian bahan kimia yang digunakan oleh masyarakat secara berkesinambungan menyebabkan terjadinya pengerasan lahan pada lapisan atas tanah. Hal tersebut mengakibatkan kesuburan lahan menjadi terganggu sehingga tanah tidak mampu mensuplai unsur hara bagi tanaman. Program pengembalian hara tanah dengan penambahan pupuk organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah perlu dilakukan.

Berdasarkan hal tersebut tim Dosen Kukerta Balek Kampung Universitas Riau (Unri) melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat dan kelompok tani yang ada di Desa Binuang Kecamatan Bangkinang, Kampar. 

Penyuluhan mengenai Pembuatan Pupuk Kompos Cair Ramah Lingkungan diketuai oleh Pebriandi yang beranggotakan Nur Suhada Mhd Andry Kurniawan, Niskan Walid Masruri, Meki Herlon, Nur Hasnah AR dan Imelda Yunita.  

Kampar penyuluhan mengenai Pembuatan Vermikompos Ramah Lingkungan yang diketuai oleh Yanti Nopiani yang beranggotakan Nursiani Lubis, Muhammad Haidar Daulay, Rahmadini Payla Juarsa, Sispa Pebrian dan Arya Arismaya Metananda.
 
Kunjungan tim dosen Kukerta Balek Kampung Unri yang dipimpin oleh Angga Pramana, sebagai dosen pembimbing lapangan disambut dengan baik oleh masyarakat dan kelompok tani yang ada di desa Binuang, kecamatan Bangkinang, Kampar.
 
"Di desa Binuang khususnya di dusun satu yaitu matoluok telah dilakukan penyuluhan secara langsung kepada warga khususnya kelompok tani untuk mengetahui informasi mengenai cara pembuatan kompos cair dan vermikompos," ujar Angga Pramana kepada Riautribune.com.
 
Ia mengatakan pada kesempatan tersebut tim dosen Kukerta Integrasi Unri juga berdiskusi dengan ketua kelompok tani mengenai pembuatan kompos yang pernah dibuat oleh masyarakat Binuang.
 
Penyuluhan materi mengenai pupuk kompos cair ramah lingkungan disampaikan oleh Pebriandi dosen dari Fakultas Pertanian UNRI. Pemberian materi tersebut meliputi pemahaman tentang pupuk organik cair, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik caik, pembuatan dan metode pupuk organik cair dan cara pengaplikasian pupuk organik cair. 

"pupuk organik cair merupakan pupuk yang ramah lingkungan sehingga aman untuk diaplikasikan pada tanaman. Pupuk organik cair dibuat dari limbah rumah tangga seperti, sayur-sayuran dan buah-buahan yang telah membusuk serta air beras,” kata Pebriandi.

Sedangkan penyuluhan tentang pupuk vermikompos ramah lingkungan yang disampaikan oleh Nursiani Lubis yang juga merupakan dosen dari Fakultas Pertanian UNRI. Pemberian materi tersebut meliputi pemahaman tentang pupuk vermikompos, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan vermikompos, pembuatan dan metode pupuk vermikompos dan cara pengaplikasian pupuk vermikompos. 

"Vermikompos merupakan cara pengomposan campuran limbah organik dengan memanfaatkan cacing tanah untuk menguraikan bahan organik yang membutuhkan waktu yang lebih cepat dibandingkan proses pengomposan biasa. Cacing tanah berperan penting sebagai bioamelioran yaitu hewan penyubur dan penyehat tanah, sehingga dapat menjaga ekosistem yang seimbang. Cacing tanah dapat mempunyai kemampuan mendekomposisi (composting) limbah organik, pelapukan mineral, menjaga struktur dan aerasi, sehingga mampu meningkatkan produktivitas tanah atau kesuburan tanah. Proses akhir dekomposisi limbah organik adalah humifikasi, yaitu proses penghancuran dan pencampuran secara kimiawi terhadap partikel-partikel bahan organik," jelasnya.

Manfaat dari kegiatan ini adalah memberikan pemahaman kepada warga khususnya kelompok tani mengenai manfaat dari pupuk organik cair dan vermikompos yang merupakan pupuk organik ramah lingkungan sehingga dapat menyuburkan dan mendekomposisi tanah dan lahan tanpa menurunkan kualitas lahan pertanian.

“Sosialisasi dan penyuluhan ini diharapkan dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat terutama para petani. Sehingga para petani dapat mengaplikasikan  ilmu yang didapatkan dari penyuluhan ini serta meningkatkan potensi pangan masyarakat”, ucap Angga Pramana. (M. Iqbal)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER