Kanal

Mitsubishi Bicara Ekspor Mobil Buatan Indonesia ke Australia

JAKARTA, Riautribune.com - Mitsubishi Indonesia mengakui peluang ekspor mobil ke Australia masih terbuka dan potensial untuk diakukan, namun sejauh ini belum dilakukan karena belum ada arahan dari prinsipal. Saat ini ekspor mobil buatan dalam sudah dilakukan oleh Toyota.
Toyota telah mengekspor Fortuner Euro 5 dalam bentuk Completely Built Up (CBU) ke Australia. Peresmiannya dilakukan pada Februari lalu.

"Jadi kalau bicara ke depannya tidak ada yang tidak mungkin," kata Irwan Kuncoro, Direktur Penjualan dan Pemasaran Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI).

Irwan menegaskan ekspor mobil ke Australia dari Indonesia oleh Mitsubishi masih dalam pembahasan. Kata dia banyak hal yang harus didalami sebelum dapat dimulai.

"Ini kami bicara mengenai produk apa yang mau ke sana, bagaimana detilnya itu sebatas apa yang media dapat dari berita di Jepang itu juga kami baru sampai situ," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengumumkan perkembangan kunjungannya ke Jepang untuk industri otomotif Indonesia.

Dalam kunjungannya ke Mitsubishi Motors Okazaki Plant, Jepang, Agus mendapat kabar bahwa perusahaan menyatakan komitmennya menjadikan Indonesia sebagai basis produksi sekaligus ekspor.

Dalam keterangan resmi dikutip dari Antara, Selasa (26/6), Mitsubishi menargetkan kinerja ekspornya pada 2022 mencapai 72 ribu unit atau naik 30 ribu dibanding 2021. Peningkatan ini akan memberikan sumbangsih surplus neraca perdagangan sebesar Rp7 triliun.

Mitsubishi juga telah berkomitmen menambah negara tujuan ekspor dan memberikan izin kepada agen pemegang merek (APM) di Indonesia untuk menambah sembilan negara lagi. Saat ini, APM Mitsubishi di Indonesia sudah mengekspor mobil ke 30 negara.

"Mitsubishi juga menyatakan bahwa Australia akan menjadi salah satu negara yang masuk dalam lis ekspor mereka," ucap Agus.

Untuk diketahui, Australia merupakan pasar yang sangat penting bagi Indonesia. Terlebih, Indonesia dan Australia sudah terikat perjanjian perdagangan bebas Comprehensive Economic Partnership Agreement(IA-CEPA).

"Pasar Australia ini sangat besar, apalagi kita sudah punya kesepakatan dagang, sehingga sayang sekali bila tidak dimanfaatkan," kata Agus.

Lebih lanjut, Irwan sejauh ini belum dapat mengungkap kelanjutan dari apa yang disampaikan Agus.

"Pastinya dari hasil meeting di Jepang semua akan dipelajari. Bagaimana konkretnya belum ada update," kata Irwan.

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER