Kanal

Metode Bisnis Rasulullah

Oleh :  Azmi Rozali 

 

Semua orang tahu bahwa Rasulullah adalah pedagang. Sejak umur 12 tahun Rasulullah adalah seorang start-up yang memulai karir bisnisnya di kota Mekah. Apa yang dilakukan oleh Muhammad kecil saat memulai karir bisnisnya layak untuk disimak dan pelajari.

Tulisan singkat ini mengajak Anda-anda yang berprofesi sebagai pebisnis, baik mikro maupun kecil untuk belajar dan menerapkan apa yang pernah dilakukan oleh seorang pedagang ulung bernama Muhammad SAW.

Di usia belianya Muhammad SAW melakukan pekerjaan sebagai pedagang di pasar Mekah. Dia membeli barang di pasar dan menjualnya dengan harga murah dan terjangkau ke masyarakat. 

Hal itu dilakukan secara sedikit demi sedikit namun konsisten dan terus-menerus. Rasulullah hanya mengambil untung sedikit sebab beliau adalah orang baru yang lebih mengutamakan ingin dapat pelanggan dan kepercayaan dari pelaku usaha lain di kota Mekah.

Setelah menjalani profesi ini beberapa waktu lamanya beliau mencoba mencari rekan dagang dan melakukan perjalanan bisnis pertama ke kota Yaman. Adapun rekan bisnis Rasulullah ke kota Yaman itu adalah Saib Ibnu Ali Saib dan Qais Ibnu Saib. 

Tercatat dalam sejarah Rasulullah melakukan perjalanan bisnis ke luar kota seperti Yaman empat kali, Ethiopia dua kali Syria satu kali. Selain itu Rasulullah juga pernah melakukan bisnis ke Bahrain, Oman, Yaman, Hadramaut serta beberapa  kota lain di sekitar Mekah dan Madinah. 

Ada hal yang menarik yang dapat kita pelajari dari sikap Rasulullah dalam menjalankan usahanya. Terlihat Rasulullah lebih mementingkan menghadapi dan menyelesaikan semua persoalan dalam bisnis daripada memprioritaskan diri mencari keuntungan. 

Bahwa kita semuanya mengetahui tantangan dalam bisnis bukanlah sedikit dan Rasulullah sadar benar terhadap hal itu. Rasulullah memilih sikap tidak boleh lari dari masalah. Setiap masalah harus dihadapi.

Yang selalu menjadi pegangan Rasulullah adalah setiap masalah dihadapi dengan cara berpegang teguh pada kebenaran dan keyakinan, menjadikan kejujuran sebagai pedoman dalam bersikap, bertindak dan berkata-kata. Rasulullah juga dikenal sebagai pribadi yang tajam dalam membaca dan menganalisa situasi pasar.

Kita yang hidup 1443 tahun setelah Rasulullah dapat belajar dengan cara mempertajam kemampuan dalam memahami kebutuhan pasar. 

Jadi sebelum melakukan transaksi jual beli sebaiknya kita melakukan observasi pasar yaitu dengan cara melihat, bertanya  mengamati apa sesungguhnya yang dibutuhkan orang dan dicari-cari orang di pasar. Begitu kita melakukan hal ini, maka sebagian dari masalah jual beli dan perdagangan sudah dapat kita antisipasi. 

Ada hal yang menarik yang merupakan sikap Rasulullah yang dapat kita teladani yaitu sikap Rasulullah yang menjadikan pekerjaan bisnis sebagai ibadah. Memang diakui bahwa semua pelaku bisnis di muka bumi ini bertujuan untuk mencari keuntungan. 

Namun tidaklah berarti hal itu  berlangsung dengan cara melanggar norma-norma kejujuran dan nilai-nilai yang berlaku umum di masyarakat. 

Sehingga dengan menjadikan pekerjaan bisnis itu sebagai bentuk lain dari ibadah, Rasulullah selalu mengedepankan sikap dan perilaku mulia dalam berhadapan dengan mitra bisnisnya. Dan ternyata hal ini merupakan faktor penting dalam kesuksesan Rasulullah dalam menjalankan usahanya. 

Sikap kedua yang merupakan kunci sukses bisnis Rasulullah ialah mengutamakan kejujuran dalam transaksi. Dalam menawarkan dagangan,  Rasulullah tidak menyembunyikan sesuatu yang ada di balik barang yang dijual. 

Ketika terjadi tawar-menawar Rasul berkata apa adanya, tidak menambah ataupun mengurangi. Hari ini ternyata merupakan upaya langsung mengantisipasi ketidakpuasan orang terhadap produk dagangannya di belakang hari.

Dalam meletakkan harga, ada hal yang yang sangat menarik untuk ditiru dari pola dagang Rasulullah, yaitu Rasulullah tidak mengambil margin keuntungan yang terlalu tinggi, tapi sewajarnya asalkan tidak rugi. 

Karena sama-sama kita ketahui bahwa masalah harga adalah hal yang sangat sensitif dan merupakan faktor yang menentukan mitra bisnis kita puas atau tidak terhadap transaksi yang kita lakukan dengannya

Jadi apa yang disebut sebagai transparansi oleh teori ekonomi modern sudah dipraktekkan oleh Rasulullah 1400 tahun yang lalu, yaitu dengan menghilangkan hal-hal yang yang bersifat penipuan atau manipulasi sekecil apapun dalam semua transaksi bisnis. 

Sikap lain yang dikedepankan oleh Rasulullah dalam menjalankan bisnis adalah pandai bersyukur. Rata-rata pelaku bisnis saat ini hanya bersyukur ketika mendapat untung besar, namun kecewa ketika mendapat untuk kecil. 

Rasulullah mengajarkan para sahabatnya bahwa tetaplah bersyukur walaupun dapat untung kecil maupun besar. 

Hal berikut yang dapat kita pelajari dari skill Rasulullah dalam bisnis adalah berpikir kreatif dan berwawasan luas. Hal ini terlihat dari kemampuan Rasulullah dalam membaca, melihat dan memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat pada waktu itu dan di masa depan. 

Salah satu keterampilan yang dimiliki oleh Rasulullah adalah kemampuannya dalam memahami kebutuhan pasar. Dan para ahli ekonomi saat ini mengakui bahwa kemampuan memahami kebutuhan pasar adalah ibu dari segala keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. 

Dalam memilih produk untuk diperdagangkan Rasulullah memiliki standar tertentu, yaitu memilih produk yang memiliki manfaat secara material dan bernilai secara moral dan spiritual bagi pengguna. 

Jadi standarnya adalah Rasulullah selalu memilih produknya harus terbaik yaitu berkualitas tinggi, istimewa, dirancang dengan bagus, tampil dengan gaya yang sempurna, lain dari yang lain, tidak sama dengan produk lain dalam hal bentuk, merek, kemasan, ukuran, dan jaminan dapat dikembalikan bila ada produk yang rusak. 

Kita juga harus melihat bagaimana penampilan Rasulullah dalam menjalankan profesi sebagai usahawan. Untuk mendukung profesinya sebagai usahawan Rasulullah selalu berpenampilan menawan, membangun banyak hubungan dengan sesama pebisnis dan merawatnya setiap kali ada acara dan pertemuan niaga. 

Kepada seorang sahabatnya Abu Umamah, Rasulullah pernah bersabda: Sesungguhnya seorang pedagang akan dilancarkan rezekinya apabila mempunyai 4 sifat pedagang, yaitu: apabila membeli dia tidak mencela, apabila menjual dia tidak memujinya secara berlebihan, apabila menjual dia tidak menipu, apabila menjual atau membeli dia tidak bersumpah. 

Jadi selaku wirausahawan, meniru sikap Rasulullah dalam menjalankan usaha sangat baik dilakukan. Salah satu prinsip bisnis yang kerap dilakukan oleh Rasulullah adalah memberi kesempatan kepada pelanggannya untuk memilih: apakah jadi melakukan transaksi atau tidak, sehingga kita tidak mengenal upaya mendesak-desak pelanggan agar segera closing. 

Sebagai catatan penutup, penulis ingin kita belajar dari bagaimana sikap Rasulullah dalam menghadapi permasalahan yang dihadapi oleh mitra bisnis maupun orang lain. 

Bahwa beliau sangat cepat memberi reaksi terhadap permasalahan orang lain, sehingga hubungan yang dibangun dengan mitra bisnis bukan hanya sebatas pada kepentingan, tapi berdasarkan kekeluargaan. 

Jika ada rekan niaganya yang sedang mengalami masalah, biasanya Rasulullah sangat cepat dalam memberikan respon dan bertindak. Sehingga ingatan orang terhadap dirinya selalu melekat dalam penghormatan dan kekaguman. ***

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER