Kanal

BMKG Jelaskan Kenapa Cuaca Kota Pekanbaru Terik Menyengat

PEKANBARU, Riautribune.com - Sejak beberapa hari terakhir warga Kota Pekanbaru mengaku merasakan cuaca panas tak seperti biasanya. 

Seorang warga, Aidil mengaku cuaca panas terjadi sejak sepekan terakhir.  Panas sangat menyengat dan terasa di kulit.

"Sudah sejak minggu lalu panas terik. Ini kalau tidak pakai jaket terasa menyengat menusuk kulit," kata Aidil saat ditemui di Pekanbaru, Senin (18/10/2021).

Ia mengaku, akibat panasnya cuaca membuat masyarakat pilih mengurangi aktivitas di luar rumah. Termasuk wajib pakai jaket saat keluar rumah agar tidak terasa menyengat.

"Jarang keluar, kalau keluar pakai jaket. Kalau tidak aduh, panas terasa di kulit," katanya.

Kondisi yang sama juga diakui Widi warga Kulim, Pekanbaru. Ia mengatakan, meski di rumah pakai kipas angin, namun hawa panas tetap terasa masuk ke dalam ruangan di rumahnya. 

"Iya sudah beberapa hari ini cuaca di Pekanbaru panas. Saya hidupkan kipas angin masih terasa panasnya. Kalau jalan kaki ke luar rumah musti pakai payung dan perbanyak minum air mineral," ujar Widi. 

BMKG Pekanbaru membenarkan cuaca panas akhir-akhir ini akibat ada pusat tekanan rendah di laut china selatan. Bahkan cuaca panas mencapai 33 hingga 35,5 derajat celcius.

"Secara umum, cuaca di Riau beberapa hari yang lalu memang cukup panas terik. Suhu berkisar 33-35,5 derajat celcius," ujar Analis BMKG Pekanbaru, Ahmad Agus Widodo.

Agus mengatakan penyebab utama cuaca terik akibat ada pusat tekanan rendah dari laut china selatan. Hal ini memarik massa udara di wilayah Riau menuju titik tersebut.

"Penyebab utamanya adalah ada pusat tekanan rendah di laut china selatan. Sehingga menarik massa udara di wilayah Riau menuju ke titik tersebut," kata Agus.

Akibat tekanan rendah tersebut, uap air pembentukan awan hujan berkurang. Meskipun saat ini sudah mulai melemah.

"Namun untuk akhir-akhir ini pusat tekanan rendah sudah melemah dan hari ini potensi hujan juga cukup baik. Fenomena anomali cuaca seperti ini masih dikategorikan wajar dan normal," katanya.*

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER