Kanal

Peluncuran Novel "Gema Melantun" Jadi Wadah Reuni Sastrawan Riau

PEKANBARU-riautribune: Kehadiran buku karangan Dhama Dove yang berjudul Gema Melantun, menjadi wadah reuni bagi pada sastrawan Riau diawal tahun 2016. Demikian dikatakan Kepala Badan Arsip dan Pustaka Daerah Riau Yoserizal Zein saat memberikan kata sambutan dalam peluncuran buku tersebut baru-baru ini.

Betapa tidak, kata Yoserizal, hal itu terlihat dari kehadiran beberapa sastrawan dan budayawan seperti Taufik Ikran Jamil, Yosezein, Tin Marni, Hang Kafrawi, dan beberapa sastrawan lainnya. “Karya ini menjadi jembatan bagi kami penyuka sastra untuk bisa saling bertemu, menjalin silaturahmi. Sebab diawal tahun inilah menjadi wadah pertama ajang kami untuk diskusi, membedah buku. Semoga ini akan bisa membuka cakrawala kita bersama,” ucap Yoserizal kepada riautribune, di Auditorium Ismail Suko.

Sementara itu sang penulis buku Dhama Dove mengatakan, buku tersebut ditulis secara terus menerus, tidak secara langsung. Untuk menyelesaikan karya buku itu, katanya, dia memakai jeda waktu, kira-kira hampir satu tahun. “Saya menulis buku ini, berdasarkan inspirasi, imajinasi yang datang kepada saya. Saya menyediakan ruang yang ada pada diri saya dan Gusti Allah, memudahkan saya menuangkan apa yang mesti saya sampaikan. Saya mencoba untuk berpikir jernih sebaik-baiknya untuk menyampaikan makna dari isi buku itu sendiri," tutur Dhama membuka rahasia penulisannya.

Sementara itu Drs.H.SP.Taufik Ikram Jamil sebagai pembedah buku menilai isi novel tersebut merupakan  perkawinan antara kehidupan moderen  dan tradisional. Novel tersebut, kata Taufik tidak mendapat fokus dan banyak bermain dengan perasaan. Terlihat beberapa peserta yang hadil dalam bedah buku itu juga mengajukan pertanyaan dan tanggapan dari peluncuran novel “Gema Melantun” ini.

Salah seorang peserta bedah buku,  Dinanti, sempat menanyakan nilai kebebasan yang sempat diangkat di dalam novel tersebut. “Kebebasan yang dimaksudkan adalah kebebasan dalam mempertanyakan perihal kehidupan," jawab novelis wanita Dharma Dove menjawab pertanyaan itu.

Sedangkan seniman Riau Kafrawi mengatakan konflik, di dalam novel ini adalah konflik keluarga yang jarang dan hampir tidak pernah muncul di Riau. Penulis Dharma Dove adalah seorang wanita yang telah memulai karyanya di dunia sastra sejak 10 tahun terakhir ini. Memulai karir sebagai penulis di Yogya dan Jakarta. (put/yas)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER