Kanal

Masyarakat Desa Koto Sentajo Bersinergi Siapkan Produk Unggulan Teh Gaharu 'Sehatea

KUANSING, Riautribune.com - Untuk memajukan industri usaha kecil, mikro dan menengah di desa Koto Sentajo, UPT KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) Singingi bersinergi dengan masyarakat Desa Koto Sentajo serta Mahasiswa Kukerta UNRI dalam pengembangan produk unggulan berupa Teh berbahan baku daun Gaharu.

Kegiatan yang juga merupakan program kemitraan Universitas Riau dengan Desa Koto Sentajo ini mendapat dukungan penuh dari UPT KPH Singingi yang merupakan pihak yang memiliki penyediaan bahan baku yang terdapat di hutan lindung Kecamatan Sentajo Raya.

Setelah masuk 14 besar Tim Pendampingan Desa Wisata Nasional 2020, Tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Riau yang beranggotakan Dr. Yasir M.Si, Yohannes Firzal, Ph.D, Andri Sulistyani, M.Sc, Chelsy Yesicha, M.I.Kom, dan Ns. Safri, M.Kep, berupaya menjadikan Desa Koto Sentajo sebagai desa unggulan wisata Riau. 

"Salah satu kegiatan yang kami lakukan adalah menggelar pelatihan pengemasan dan pemasaran Teh Gaharu yang berlangsung Kamis, 12 Agustus lalu di Gedung MDA Raudhatul Jannah Koto Sentajo Kecamatan Sentajo Raya (Kuansing)," ungkap Chelsy Yesicha dalam rilis yang diterima redaksi, Minggu 15 Agustus 2021.

Menurutnya, Teh Gaharu diproduksi oleh mahasiswa Kukerta UNRI dengan mendapatkan dukungan dari pihak Desa Koto Sentajo serta UPT KPHL Singingi dengan menggunakan nama produk “Sehatea". 

Sesuai dengan namanya, selain memiliki cita rasa yang khas, teh yang berbahan baku daun gaharu ini juga miliki banyak manfaat untuk tubuh, seperti sebagai Antioksidan; membantu penyembuhan penyakit diabetes, kolesterol, asam urat dan darah tinggi; meningkatkan stamina tubuh; membantu mengobati mulas; atau gangguan perut; serta mengatasi masalah susah tidur atau Insomnia. 

"Sehatea dikemas dengan inovatif dan menarik merupakan desain dari Mahasiswa Kukerta UNRI, tambahnya.

Selanjutnya produk Teh Gaharu ini diharapkan bisa menjadi produk unggulan dari Desa Koto Sentajo yang merupakan desa wisata di Kecamatan Sentajo Raya. Teh Gaharu “sehatea” bisa menjadi cendera mata saat ada wisatawan berkunjung ke Desa Koto Sentajo ini serta bisa dipasarkan secara luas hingga keluar daerah.

Dikatakan Chelsy Yesicha, Sehatea menjadi salah satu contoh produk pariwisata yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Koto Sentajo karena akan menjadi peluang usaha yang menjanjikan kala wisatawan mengunjungi Desa Koto Sentajo. 

"Terkait hak paten dan BPOM akan segera diurus agar proses produksi bisa berkesinambungan dan sangat berharap keseriusan dari pihak desa serta masyarakat," harapnya.

Warsi dari pihak UPT KPH Singingi mengatakan, KPH siap membantu dalam penyediaan bahan baku pada produksi teh gaharu Desa Koto Sentajo, karna persediaan pohon gaharu cukup untuk pembuatan teh gaharu dalam beberapa waktu, lebih lanjut Beliau juga mengatakan pohon Gaharu yang berada dihutan Sentajo Raya masih setinggi satu sampai  dua meter dan bisa dipanen 7 hingga 8 tahun lagi.

“Kedepannya, kami dari pihak UPT KPH siap membantu menyediakan bahan baku teh Gaharu jika masyarakat Desa Koto Sentajo membutuhkan pasokan bahan baku, dan untuk informasi saya dan teman-teman Kukerta UNRI sudah survei di hutan Sentajo Raya dan pohon Gaharu yang ada didalam hutan baru setinggi satu sampai dua meter, jadi daunnya bisa dipanen sekitar 7 sampai 8 tahun lagi," uar Warsi.

Dia juga memberikan informasi potensi hutan lain yang memungkinkan dapat diolah menjadi produk pariwisata susulan yang dapat dimanfaatkan desa khususnya obat herbal.

Apresiasi kegiatan juga disampaikan oleh PJ Kepala Desa Koto Sentajo Arli Yusman ST dalam sambutannya, pada kegiatan pelatihan pembuatan teh Gaharu yang dilakukan oleh mahasiswa Kukerta UNRI, beliau berharap kegiatan ini bisa menciptakan peluang usaha bagi masyarakat khususnya Desa Koto Sentajo. 

Teh Gaharu bukan konsumsi yang baru bagi masyarakat, namun dalam pelatihan ini mahasiswa mengenalkan inovasi dalam produk Sehatea. Usai kegiatan mahasiswa membagikan produk Sehatea dalam kepada peserta. Nantinya pengelolaan produksi Teh Gaharu akan diserahkan sepenuhnya kepada badan desa yang menaungi terkait usaha desa, dan nentunya meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.***

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER