Kanal

Produksi Padi di Bukitbatu Terancam Punah

BUKITBATU-riautribune: Kecamatan Bukitbatu sejak dahulu dikenal sebagai salah satu produksi padi atau gabah di Kabupaten Bengkalis. Walau belum mampu memenuhi kebutuhan beras diseluruh Kabupaten Bengkalis. Namun sejak lima tahun belakangan, produksi padi di Bukitbatu terancam punah karena disebabkan berbagai hal.

Seperti dikemukakan anggota DPRD Bengkalis asal dapil Bukitbatu-Siak kecil Azmi R Fatwa,pertanian di Kecamatan Bukitbatu dinilai mengalami dua masalah yang cukup serius. Yang pertama akibat ancaman abrasi pada lahan pertanian yang berada di pinggir pantai timur Sumatera. Sedang yang kedua karena terjadi program pengalihan jenis tanaman oleh pemilik lahan, yang semula untuk tanaman padi, tapi perlahan-lahan beralih fungsi menjadi tanaman kelapa sawit.

Dari dialog antara masyarakat dengan Azmi ketika menggelar reses ke desa Sepahat, desa Tenggayun, desa Api-api dan Parit Satu Api-api, kecamatan Bukitbatu pada Ahad (20/12) dan Senin (21/12) terungkap dua persoalan tersebut. Produksi padi di daerah tersebut merosot tajam, bahkan ada kesan masyarakat yang dhaulunya petani juga sudah beralih profesi.

“Terkait persoalan ini, Pemkab Bengkalis diharapkan dapat segera mengambil sikap untuk mengantisipasi dengan mencari berbagai solusi, agar produksi padi di Kecamatan Bukitbatu tidak mengalami kepunahan. Hal ini menjadi catatan serius Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkalis,” ungkap Azmi, Selasa (22/12).

Hadir dalam acara tersebut, lebih kurang 300 undangan yang berasal dari desa Sepahat, Tenggayun, Api-api, Parit 1 Api-api dan desa Temiang, sekaligus menyampaikan aspirasi mereka kepada Azmi. Masyarakat sendiri berharap ada solusi kongkrit dari pemerintah supaya produksi pertanian di Bukitbatu tidak punah, kalau perlu dalam beberapa tahun kedepan mengalami peningkatan.

Sementara itu kalangan masyarakat selain membahas masalah pertanian juga mengungkapkan meminta agar kualitas pembangunan, terutama jalan, jembatan dan bangunan gedung pelayanan kesehatan maupun gedung pelayanan pendidikan, di kecamatan Bukitbatu, ditingkatkan sedemikian rupa sehingga masa pakainya dapat bertahan lebih dari sepuluh tahun.

Azmi mengemukakan bahwa apa yang disampaikan oleh masyarakat dalam reses tersebut adalah persoalan nyata yang terjadi di Kabupaten Bengkalis dalam bidang pertanian serta masalah infrastruktur. "Saya menyaksikan sendiri bahwa di lahan pertanian masyarakat yang dahulunya hanya berisi padi, sekarang sudah berganti pohon kelapa sawit. Masyarakat juga tidak dapat berbuat apa-apa, karena yang menanamnya adalah pemilik lahan sendiri," ujar pria yang sudah 3 periode di DPRD Bengkalis ini.(afa)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER