Kanal

Jalan TOL PEKANBARU – DUMAI Akan Dongkrak Perekonomian Tanah Melayu

PEKANBARU - riautribune : PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) terus melanjutkan upaya terbaiknya untuk menghubungkan kebaikan melalui pembangunan infrastruktur di Indonesia. Setelah sukses membangun dan mengoperasikan jalan tol terpanjang di Indonesia yakni ruas Bakauheni – Terbanggi Besar (Bakter) sepanjang 141 km dan ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Terpeka) sepanjang 189 km.

Kini Hutama Karya segera menghadirkan jalan bebas hambatan pertama dan terpanjang di bagian tengah pantai timur Pulau Sumatra yakni Tol Pekanbaru – Dumai sepanjang 131 km. Direncanakan esok hari, tepatnya pada Jum’at (25/9), jalan tol pertama di Provinsi Riau ini akan diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo secara virtual.

Keberadaan Tol Pekanbaru – Dumai tak hanya akan membuka konektivitas baru dari Kota Pekanbaru ke Kota Dumai, namun nantinya juga akan mendongkrak perekonomian daerah setempat. Executive Vice President Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Muhammad Fauzan mengatakan, “Tol Pekanbaru – Dumai akan menghubungkan berbagai kawasan produktif, sehingga dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, memangkas jarak tempuh, biaya logistik dan tentunya menciptakan pusat-pusat ekonomi baru di Sumatra.” ungkap Fauzan.

Lebih lanjut, Fauzan menyampaikan bahwa untuk mendukung terealisasinya manfaat yang dihadirkan dari Tol Pekanbaru – Dumai, Hutama Karya telah melakukan berbagai persiapan agar pengoperasian tol dapat segera dilakukan, salah satunya yakni Uji Laik Fungsi (ULF).

“ULF merupakan tahap penentuan sebuah jalan tol apakah layak untuk dioperasikan atau tidak. Sebelumnya, Tol Pekanbaru – Dumai seksi 1 telah melewati masa ULF dan telah dibuka secara fungsional pada periode lebaran tahun ini. Menyusul seksi 1, seksi tol lainnya yakni dari seksi 2 (Minas – Kandis Selatan) hingga seksi 6 (Duri Utara – Dumai) kembali dilakukan serangkaian ULF pada bulan Juli lalu dan saat ini perusahaan telah mengantongi Sertifikat Laik Operasi (SLO) yang terbit pada 9 September 2020.

Sehingga secara umum Tol Pekanbaru – Dumai sepanjang 131 km ini memenuhi persyaratan laik operasi sebagai jalan tol,” pungkasnya Nantinya jika terhubung, ujung utara tol akan mempermudah akses menuju Pelabuhan Bandar Sri Junjungan di Kota Dumai. Dumai sendiri menjadi pintu masuk bagi para pedagang dunia melalui Selat Malaka. Mengutip ekonomi.bisnis.com, negara Indonesia dan Malaysia saat ini terus melakukan berbagai persiapan untuk pembukaan rute roll on roll off (RoRo) Dumai – Melaka.

Pembukaan rute ini dinilai dapat merangsang pergerakan barang dan membantu para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), sebab melalui pelabuhan ini dapat mempermudah pergerakan area kendaraan pribadi dan kendaraan komersial lainnya. Tol Pekanbaru – Dumai terdiri dari 6 (enam) seksi tol yaitu seksi 1 (Pekanbaru - Minas) sepanjang 9,5 KM , seksi 2 (Minas – Kandis Selatan) sepanjang 24,1 KM, seksi 3 (Kandis Selatan – Kandis Utara) sepanjang 16,9 KM, seksi 4 (Kandis Utara-Duri Selatan) sepanjang 26,5 KM, seksi 5 (Duri Selatan-Duri Utara) sepanjang 29,45 KM dan seksi 6 (Duri UtaraDumai) sepanjang 25,05 KM. Tol ini juga akan dilengkapi oleh 7 (tujuh) Gerbang Tol dan 5 (lima) pasang Tempat Istirahat dan Pelayanan (TIP) atau rest area. TIP akan terbagi menjadi 2 (dua) tipe yakni Tipe A yang terletak di KM 14,5, KM 45, dan KM 82, sedangkan Tipe B terletak di KM 64 dan KM 13 (arah Pekanbaru).

TOPANG SEKTOR RIIL, MULTIPLIER EFFECT PEKANBARU – DUMAI PACU PERTUMBUHAN EKONOMI

Pengoperasian Jalan Tol Pekanbaru – Dumai menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Riau. Tingginya ekspektasi sangat dirasakan oleh para pedagang, petani sawit hingga pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Keberadaan tol tak hanya sekadar memangkas waktu tempuh, namun bagi mereka ini menyangkut distribusi bahan baku. Seperti yang dikutip dari Harian Dumai Pos (20/7), bahwa keberadaan Tol Pekanbaru – Dumai akan meningkatkan pendapatan masyarakat, sebab ribuan kepala keluarga di bumi lancang kuning menggantungkan hidup pada sawit.

Hadirnya jalan tol yang dikelola oleh Hutama Karya menjadi asa baru untuk menjadi pendorong terciptanya sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, menekan biaya logistik, sehingga membuat laju dan pertumbuhan perekonomian Pulau Andalas kian dahsyat.

Hal ini bukan tanpa alasan, jika terintegrasi dengan Pelabuhan Roll On Roll Off (RoRo) Dumai – Malaka, akses konektivitas Indonesia, Malaysia dan Thailand akan terbuka. Selain itu, untuk mendukung perekonomian tetap menggeliat, keberadaan tol Pekanbaru – Dumai dinilai akan membuka kawasan industri baru sehingga akan menggerakan sektor riil. Hal ini diungkapkan oleh pemerhati ekonomi pembangunan Kota Dumai, Arif Azmi SE, “Dengan menyerap ribuan tenaga kerja maka sektor jasa seperti pemondokan serta lainnya, rumah makan, transportasi akan bergerak.

Dengan sendirinya ekonomi daerah atau pusat pemukiman warga yang tidak dilewati kendaraan pasca beroperasinya jalan tol tetap akan menggeliat.” jelas Azmi. Tol Pekanbaru – Dumai diharapkan dapat meningkatkan akses Pekanbaru sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan ekonomi Provinsi Riau disatu sisi. Disisi lain Dumai sebagai kota pelabuhan, dengan industry perminyakan dan agribisnis.

Pembangunan jalan tol tidak hanya sebatas menggerakan sektor riil yang bermuara pada peningkatan ekonomi daerah yang berujung pada kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi, pembangunan jalan yang dibangun oleh anak negeri ini juga akan menguatkan rasa persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.

DESTINASI WISATAWAN PULAU TERLUAR KIAN MENGGELIAT

Kehadiran Jalan Tol Pekanbaru – Dumai tidak hanya akan mempercepat distribusi barang dan mempersingkat waktu. Namun jauh dari itu, akan berpengaruh terhadap destinasi wisata terlebih yang berada di salah satu pulau terluar Indonesia, Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

Melanjutkan kutipan dari Harian Dumai Pos (20/7), Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bengkalis, Anharizal menyatakan bahwa keberadaan pantai berpasir putih di Kecamatan Rupat Utara tak kalah indah dengan destinasi wisata yang telah mendunia seperti Bali dan Lombok. Paling tidak, potensi wisata bahari yang ada di pulau terluar Indonesia ini termasuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KPSN) dan letaknya strategis untuk dapat dikembangkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata.

“Kalau dari Pekanbaru, jalan konvensional atau bukan tol ke Dumai sekitar 6 jam lebih. Tentu mereka (wisatawan) sudah letih dan mungkin menginap terlebih dahulu sebelum menuju Pulau Rupat. Akan tetapi, dengan beroperasinya JTTS ruas Pekanbaru – Dumai notabene 1,5 jam wisatawan sudah sampai ke Dumai dan selanjutnya tinggal menyebrang ke Pulau Rupat yang hanya memakan waktu sekitar 40 menit.” ungkap Anharizal. Anharizal meyakini bahwa industri pariwisata mampu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.

“Seperti wilayah lainnya di tanah air maka Ketika pariwisata bergerak akan berdampak terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, kita yakini JTTS ruas Pekanbaru – Dumai akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Rupat.” tutup Anharizal.

SELAIN DIDUKUNG PENUH OLEH PEMERINTAH SETEMPAT, PEMBANGUNANNYA JUGA DIAPRESIASI PRESDIEN DAN KUALITAS TOL DIPUJI MENTERI MENTERI PUPR

Saat melakukan kunjungan kerja ke Pekanbaru pada Jum’at (21/2) lalu sebelum penyebaran pandemi Covid-19 meluas di Indonesia, Presiden RI, Jokowi sempat mengatakan bahwa pemerintah maupun masyarakat punya harapan besar dengan akan dioperasionalkannya tol Permai terutama dari sisi mobilisasi.

"Diharapkan dengan dioperasionalkannya tol ini semuanya akan menjadi lebih cepat. Angkutan barang cepat, angkutan orang juga bisa menjadi lebih cepat. Makanya operasional tol juga kita harapkan lebih cepat," kata Jokowi. Sehari sebelumnya pada Kamis (20/2), Menteri PUPR, Basuki melakukan tinjauan terlebih dahulu ke tol ruas Pekanbaru - Dumai. Menyusuri jalan tol mulai dari gerbang tol Pekanbaru yang berada di seksi 1 hingga seksi 6 di Dumai, Menteri Basuki menyampaikan apresiasi kerja keras dan kerja cerdas Hutama Karya Grup yang telah berkolaborasi menghadirkan karya terbaik Hutama Karya di Sumatera.

“Satu lagi produk HK di Sumatera. Setelah tol terpanjang, sekarang tol dengan kualitas lebih baik. Selamat bekerja.” pesan Basuki kepada segenap pejuang konstruksi Hutama Karya di lapangan. Disamping itu, Jalan Tol Trans Pekanbaru – Dumai sepanjang 131 km ini dalam pembangunannya didukung penuh oleh pemerintah setempat, khususnya Pemerintah Provinsi Riau.

Berdasarkan hasil wawancara virtual yang dilakukan Hutama Karya pada Selasa (15/9) silam, Gubernur Provinsi Riau Drs. H. Syamsuar, M.Si menyampaikan bahwa keberadaan tol Pekanbaru – Dumai tak hanya memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah namun juga memberikan kemudahan akses transportasi dalam melakukan koordinasi antar provinsi, “Dengan adanya jalan tol ini, dapat mempermudah akses transportasi yang menghubungkan kota Pekanbaru, kota Dumai yang selanjutnya terhubung ke Rantau Prapat, dan juga akan mempermudah koordinasi Pemerintah Provinsi Riau dengan Provinsi lainnya salah satunya Provinsi Sumatra Utara.” ungkap Syamsuar.

Selain itu, keberadaan Tol Pekanbaru – Dumai juga akan meningkatkan arus ekspor dan impor. Melalui Pelabuhan Dumai sebagai pelabuhan utama Provinsi Riau sekaligus pintu utama ekpor dan impor. “Pelabuhan Dumai juga dikembangkan sebagai pelabuhan penyebrangan antar negara yaitu dengan akan dioperasionalkannya RoRo Dumai – Melaka sebagai hasil kesepakatan kerjasama Indonesia, Malaysia, Thailand, Brunei.

Melalui pelabuhan ini, pastinya akan meningkatkan arus ekspor dan impor.” jelas Syamsuar. “Produktivitas Crude Palm Oil (CPO) juga akan semakin meningkat dan memiliki kualitas yang baik, sebab Tandan Buah Segar (TBS) yang telah dipanen harus segera dikirim ke pabrik kurang dari 24 jam. Semakin cepat buah dihancurkan dalam proses pengolahan semakin baik pula tingkat produktivitas dan mutu CPO tersebut. Ini dapat kita peroleh dengan hadirnya Tol Pekanbaru – Dumai.” tutup Drs. H. Syamsuar, M.Si Gubernur Provinsi Riau.

INFRASTRUKTUR MENJADI NILAI TAMBAH INVESTASI

Di tengah penurunan ekonomi dunia semenjak Covid-19 melanda, perlu dipetakan jenis investasi untuk menarik minat para investor, terutama yang berkaitan langsung dengan pemanfaatan jaringan infrastruktur khususnya jaringan jalan, pelabuhan, dan bandara yang dianggap jadi salah satu faktor memungkinkan bergeraknya investasi.

Seperti dikutip dari laman Bisnis.com, Pakar Tata Kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna menilai selama 5 (lima) tahun belakangan pembangunan infrastruktur masif dilakukan untuk meningkatkan konektivitas. “Banyak jaringan jalan sudah mulai dibangun, bagi investor kelengkapan infrastruktur menjadi nilai tambah dalam konteks efisiensi, efektivitas dalam pengembangan investasi.” ujar Yayat.

Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang terbentang mulai dari Lampung hingga Banda Aceh sepanjang ± 2.765 kilometer ini masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dimana pembangunannya diprioritaskan oleh Pemerintah Indonesia untuk dapat mendukung perekonomian daerah setempat. Diharapkan pembangunan keseluruhan tol ini dapat memberikan kontribusi serta melengkapi infrastruktur sebagai nilai tambah investasi di Indonesia.

Hadirnya JTTS juga diharapkan dapat menjadi penyeimbang pemerataan ekonomi di Indonesia, ungkap Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, yang menyampaikan bahwa data persebaran wilayah investasi antara Jawa dan di luar Jawa yang semakin berimbang, salah satunya karena kelengkapan infrastruktur. Tol Pekanbaru - Dumai merupakan jalan tol pertama di Provinsi Riau, Hutama Karya berharap kepada seluruh pengguna jalan agar dapat mematuhi ketentuan dan tata tertib yang berlaku di jalan tol, serta untuk selalu berhati-hati dan tetap menjaga kecepatan berkendara maksimum di rata-rata 60 – 80 km/jam.

Hutama Karya juga menghimbau agar pengguna jalan dapat mengecek kondisi kendaraan sebelum berkendara di jalan tol, berkendara dalam kondisi prima, mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, serta memastikan kecukupan saldo Uang Elektronik (UE) sebelum melintas di Jalan Tol.

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER