Kanal

Empat Kendaraan Abad ke-21 dari Coronapocalypse

PEKANBARU-riautribune: Merujuk data yang diterbitkan oleh Global Data CORONA virus Excecutive Briefing pada hari kamis 9 April 2020 ada tiga negara baru dan 229.736 kasus baru sejak total kasus dikonfirmasi  1.270.000. Cina berisiko gelombang kedua dari infeksi COVID-19 akibat transmisi melalui asimtomatik dan kasus import barang. AS mencatat jumlah infeksi tertinggi; 5 negara sekarang telah melaporkan lebih banyak kasus daripada Cina. Dalam jangka pendek, tingkat pengangguran akan meningkat di semua sektor ekonomi dan dipererkiraan pertumbuhan PDB menurun.

   Yanuar Hamzah.

    Terjadinya kecenderungan keterlambatan uji klinis dan setidaknya dari 198 uji coba dan 98 perusahaan Pharma/Biotech telah mengumumkan secara terbuka penundaan uji coba dalam beberapa hari. Virus kini telah menyebar ke 183 negara/wilayah dengan lebih dari 1.270.000 kasus dikonfirmasi yang menyebar sebelum epidemi. Optimisme datang dari Italia yang mencatat angka kematian harian terendah dalam lebih dari dua minggu. AS, Spanyol, Italia, Jerman dan Perancis melewati Cina dalam hal jumlah kasus yang telah dikonfirmasi, meskipun tingkat pengujian di Cina rendah.

     Saat ini ada 549 uji klinis untuk COVID-19. Meskipun upaya besar-besaran, vaksin pertama akan ditemukan setidaknya satu tahun untuk dikembangkan oleh para peneliti. OECD menurunkan ekspektasi untuk pertumbuhan global menjadi 2,4% dari 2,9%, dan memperingatkan bahwa hal itu bisa jatuh pada level 1,5%. Perusahaan Wall Street menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB riil menjadi (-) 1,7% untuk 2020, dan mengharapkan pertumbuhan akan naik.

     Analisis Global Data 2019, novel Coronavirus COVID-19 (2019-nCoV) dari repositori Universitas Johns Hopkins AS ada tiga negara baru dan 322.752 kasus baru sejakhari Kamis tanggal 9 April 2020 artinya bertambah 3 negara baru terinveksi menjadi 186 negara didunia dengan jumlah kasus bertambah 322.752 kasus sehingga total kasus menjadi 1.597.675 kasus. Pada data jumlah pengobatan meningkat menjadi 1.188.650 adapun jumlah pasien yang sebuh adalah 3187.427 yang diikuti 90.638 jumlah kematian. Dari data ini didapat rasio antara kasus dan kematian adalah 5.7%.

     APOCALYPSE! ketika kita mendengar kata ini? apakah kiamat akan datang? apakah masa depan yang suram akan datangnya “malapetaka” atau apakah Perang Dunia ke-3? Adalah seorang Hans Jonas, profesor emeritus bidang filsafat di Sekolah Baru untuk Penelitian Sosial di AS, beliau kuatir bahwa bumi akan mengalami kelelahan, polusi dan ekstrimya penghancuran pelanet bumi akan suatu “apocalypse” yang mengancam sifat dinamika peradaban yang tidak diharapkan. Kita harus fokus memerangi  COVID-19 sekarang tetapi masalah eksistensi harus segera ditangani sebab akibatnya; antara lain tektonik budaya dan politik transformasi yang  diakibatkan guncangan makluk biologis bernama virus corona. Sengatlah berbahaya menyerderhanakan model tingkat kehidupan didasari hubungan patologis kita saat ini dengan biosfer. Meskipun tampaknya prestasi fantastis ilmu biologi modern, seperti yang diterjemahkan ke dalam kebijakan berbasis perilaku kuno, nyaman, reduksinistik, low dimension  didalam Flat Earth Theory (FET).

     Biologis FET tidak mudah menampung teori kompleksitas dan sering menjauhkan diri sepenuhnya. Karena dimensionalitas tinggi (high dimension) akan menemukan diri kita hari ini dalam salah arah didunia dan membawa kita ke dalam bencana. Suara dimensi rendah menjelasan dan diprediksi sebagai kekuatan untuk kesederhanaan melakukan yang terbaik untuk menghilangkan  "noise " dan “ketidakteraturan” jadi bukan harus merangkul kebisingan dan ketidakteraturan sebagai fundamental yang konstruktif untuk diinjeksikan sebagai kekuatan hidup bernegara. Disini dapatlah kita mengidentifikasi  empat kendaraan dari abad ke-21 coronapocalypse, bukanlah bermakna kenderaan roda empat tetapi penyakit, teknologi, perang dan kematian.

      Penutup siapakah yang dapat memberhentikan laju kendaraan penyebaran virus corona pasca COVID-19, spesies manusia dibumi mestinya bisa membalikkan katastropik “apocalypse” ini atau akan mati. Satu-satunya pertanyaan yang sebenarnya adalah apakah kita berada di Titanic (beberapa orang yang selamat), sangat diperlukan perubahan ektrim dan peradaban baru...Wallahu a'lam bish-shawab.....

 

 

Yanuar Hamzah

Peneliti Internasional dan Akademisi Fisika FMIPA Universitas Riau, Pekanbaru

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER