Kanal

Kalau Mau Transparan, Buka Saja Audit Petral ke Publik

JAKARTA-riautribune: Perbedaan pernyataan antara Menteri ESDM Sudirman Said dan PT Pertamina (Persero) terkait hasil Audit Petral-PES sampai sekarang masih menjadi pertanyaan publik.

Sudirman mengatakan ada potensi kerugian negara 18 miliar dolar AS dari kegiatan Petral-PES tahun 2012-2014, sementara Pertamina yang membawahi langsung Petral-PES justru mengatakan tidak ada kerugian.

Bagi Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa, Pertamina dan Sudirman seharusnya membuka hasil audit forensik Petral ke publik. Sebab, apabila memang ada kerugian negara, selain Pertamina yang paling terdampak, masyarakat juga tidak mendapatkan harga BBM murah.

"Pertanyaannya apakah Direksi Pertamina berkata benar dan tidak menyembunyikan fakta-fakta audit? Kalau mau transparan buka saja laporan ke publik sehingga bisa dinilai oleh publik," kata Fabby saat dikontak, Kamis malam (12/11).

Tak hanya itu, dengan kejelasan hasil audit forensik Petral, menurutnya, masyarakat dapat menilai siapa sebenarnya yang ada di balik permainan pengadaan BBM.

"Perlu ditemukan pihak-pihak pembuat keputusan/kebijakan pengadaan minyak, baik dari pihak pemerintah dan internal Pertamina yang terlibat dalam menyebabkan kerugian tersebut," tegas dia.

Sudirman Said disebut-disebut merupakan bagian dari jaringan masa lalu di ISC Pertamina-Petral PES bersama dengan Ari Soemarno. Sudirman pernah menjadi SPV ISC-Pertamina yang notabene adalah penentu dan pengambil keputusan impor minyak mentah dan BBM. Mereka berkongsi dengan dirut Pertamina waktu itu, Ari Soemarno. (rmol/rt)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER