Kanal

Dosen FK UNRI Edukasi Warga Kandis di Area PT Ivo Mas.

PEKANBARU-riautribune:  Penyakit metabolik merupakan penyakit yang angka kesakitannya terus mengalami peningkatan dan menimbulkan komplikasi yang menyebabkan biaya kesehatan yang tinggi. Demikian diungkapkan oleh dr.Zulharman, M.Med,Ed saat memberikan edukasi dihadapan warga Kandis disekitar perkebunan milik PT Ivo Mas Tunggal, baru-baru ini.

Data BPJS Pekanbaru 2015 menunjukkan bahwa hipertensi esensial dan diabetes mellitus termasuk dalam kasus – kasus dengan rujukan yang tinggi (BPJS divre II Riaukepri ,2015). Penyakit kronis tidak hanya berakibat pada tingginya biaya kesehatan, tetapi juga mempengaruhi kualitas hidup penderitanya (Suyono, 2014). Penyakit metabolik sangat berhubungan dengan pola hidup. Rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pencegahan dan tatalaksana penyakit metabolik menyebabkan tingginya angka penyakit kronis akibat gangguan metabolik.  Pengetahuan yang baik dan deteksi dini penyakit metabolik penting untuk mencegah dan beratnya penyakit metabolik.

   Kegiatan Pengabdian masyarakat dengan tema “Edukasi Dan Penjaringan Penyakit Metabolik Pada  Kelompok Masyarakat Di Wilayah Perkebunan PT. Ivo Mas Tunggal Kecamatan Kandis Kabupaten Siak” dilaksanakan dalam rangka pengabdian masyarakat Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Dosen FK Unri yang melakukan kegiatan ini adalah dr.Firdaus, M.Med.Ed dan dr.Zulharman,M.Med.Ed serta tiga orang mahasiswa FK Unri dan dibantu tim medis dari RS Unri.  Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2018, berupa kegiatan edukasi masyarakat melalui penyuluhan sebagai upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit metabolik dan kemudian dilakukan pengukuran tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit metabolik sebelum dan setelah penyuluhan. Penjaringan penyakit metabolik adalah upaya deteksi dini penyakit metabolik, pada kegiatan ini dilakukan melalui pemeriksaan penunjang yang relevan dengan penyakit metabolik,

  Pada kegiatan lapangan dalam upaya edukasi masyarakat terhadap penyakit metabolik, diperoleh hasil pengukuran tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit metabolik mengalami peningkatan setelah dilakukan penyuluhan. Hasil pengukuran tingkat pengetahuan yang diukur menggunakan kuisenior, rata- rata tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan adalah sebesar 43 dan hasil pengukuran tingkat pengetahuan setelah penyuluhan adalah sebesar 80.8. Pada kegiatan lapangan dalam rangka penjaringan penyakit metatabolik diperoleh hasil yaitu 46.3% masyarakat sasaran terdeteksi memiliki gangguan metabolik berupa hiperglikemia (kadar gula tinggi) sebanyak 1 orang, hiperkolesterolemia (kadar kolesterol tinggi) sebanyak 21 orang, hiperurisemia (kadar asam urat tinggi) sebanyak 3 orang.(Rls/Humas Kedokteran)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER