Kanal

Mahasiswa UIN Datangi DPRD Riau, Tuntut Kampus Tak Dijadikan Ladang Bisnis

PEKANBARU-riautribune: Puluhan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau mendatangi DPRD Provinsi Riau, Senin (12/10) kemarin. Kedatangan mahasiswa ini menuntut kembali untuk kuliah disebabkan mereka menjadi korban kebijakan rektor yang dinilai tidak memihak mahasiswa.

Nurhayadi selaku perwakilan massa mengatakan, hampir 2000 mahasiswa di UIN saat ini menjadi alpa studi. Penyebabnya kesalahan bank yang sempat offline pada tanggal 28 sampai 31 Juli lalu. Yang banyak menjadi korban adalah mahasiswa dari luar Pekanbaru. Sebab tidak bisa membayar SPP melalui bank karena jaringan offline. Pihak rektorat langsung menjatuhkan vonis alfa study bagi mahasiswa yang tidak membayar membayar SPP.

"Kami merasa dirugikan dengan status alfa study ini. Pihak juga menyayangkan bank yang bekerjasama dengan UIN tidak melayani mahasiswa di atas pukul satu siang (di atas pukul 13.00 WIB) untuk pembayaran SPP. Karena itu kami datang ke sini untuk menuntut kebijakan rektor yang tidak memihak kepada mahasiswa," kata Nurhayadi di Gedung DPRD Riau.

Dalam Surat Peraturan Rektor UIN bernomor 0594/R/2015 pada poin keempat menyatakan mahasiswa DIII semester VIII dan SI semester XIV yang terlambat membayar uang semester dinyatakan sebagai mahasiswa drop out (DO). Kemudian poin tersebut menegaskan, mahasiswa jenjang S1 TA 2014-2015 dan seterusnya masa studinya hanyalah 10 semester. Mahasiswa jenjang S1 TA 2014-2015 dan seterusnya semester X yang terlambat membayar uang kuliah dinyatakan DO.

"Kebijakan tersebut sebelumnya tidak pernah disosialisasikan pihak rektorat kepada mahasiswa. Sampai sekarang pihak rektorat tidak menggubris masalah kami ini. Sudah dua bulan lebih tidak ada tanggapan. Karena itu kami datang ke sini untuk meminta solusi konkrit mengenai masalah ini," jelasnya.

Sementara itu, Armansyah menegaskan bahwa UIN saat ini bukan lagi lembaga pendidikan seperti biasanya. Namun sudah menjadi lahan bisnis perorangan dan kelompok. Sehingga ribuan mahasiswanya menjadi korban bisnis dengan modus kebijakan.

"Selama ini kami tidak berani mengadu. Namun hari ini kami mengadu kepada Komisi E dan seluruh anggota DPRD Riau. Kami berharap permainan Rektor UIN ini bisa diusut tuntas agar perguruan tinggi tidak dijadikan ladang bisnis bagi pejabat untuk menguntungkan diri pribadi, kelompok maupun organisasi," sorak mahasiswa ini.

Dalam aksinya, mahasiswa disambut Wakil Ketua DPRD Riau Sunaryo, Ketua Komisi E DPRD Riau Masnur dan anggota Komisi E DPRD Riau Ade Hartati. Kepada mahasiswa Sunaryo mengatakan akan menjadwalkan pemanggilan pihak rektorat dan mahasiswa terkait permasalah tersebut. Sehingga  masalah internal antara rektor dan mahasiswa itu bisa terselesaikan dengan baik.

Dari keterangan mahasiswa, ada 2.000 mahasiswa yang terancam drop out (DO) karena kebijakan rektorat. Untuk itu dewan terutama pimpinan DPRD dan Komisi E akan mencari jalan keluar yang terbaik nantinya. "Yang pasti nantinya kita berharap tidak ada pihak yang dirugikan satu sama lain. Rektorat diminta membuat kebijakan supaya mahasiswa bisa kuliah kembali. Kita akan dudukkan mereka dan kita carikan solusinya," tegas Sunaryo.(iin)

Ikuti Terus Riautribune

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER