pilihan +INDEKS
Tarif Listrik Naik Lagi, Buruh Turun ke Jalan Pagi Ini
JAKARTA - riautribune : Para buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) berencana unjuk rasa. Demonstrasi yang mereka namai Aksi 105 Watt menuntut Presiden Joko Widodo membatalkan kenaikan tarif dasar listrik (TDL). “Kami mendesak Presiden Jokowi menggunakan kewenangannya untuk membatalkan kenaikan harga tarif dasar listrik,” kata Ketua Departemen Infokom dan Media KSPI, Kahar S. Cahyono secara tertulis pada Rabu, 10 Mei 2017.
Mereka akan berkumpul di depan gedung parlemen hari ini. Aksi 105 Watt dimulai pukul 10.00. Belum ada informasi rinci mengenai jumlah massa yang dikerahkan pada demonstrasi kali ini.
Menurut Kahar, kenaikan listrik pada 1 Mei lalu itu sudah tidak wajar lagi. Pemerintah menaikan TDL untuk golongan 900 VA sebesar Rp329 per kWH menjadi Rp1.352 per kWH. Kenaikan itu berakibat pada beban biaya hidup masyarakat makin meningkat. Apalagi, kata Kahar, sebentar lagi memasuki bulan Ramadan.
Karena itu mereka berencana turun ke jalan menyuarakan aspirasi buruh. Mereka juga meminta DPR segera membentuk Panitia Khusus (Pansus) kenaikan TDL. Buruh mendesak DPR menggunakan hak angket untuk memanggil Presiden dan mempertanyakan kebijakan kenaikan tarif listrik itu.
Kahar juga khawatir, kenaikan tarif dasar listrik akan berdampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya. Mengingat menjelang bulan Ramadan harga pokok seperti bawang putih, minyak goreng, daging, dan lainnya diprediksikan naik. Jika ini tak dicegah, maka akan menyusahkan masyarakat menengah ke bawah, khususnya para buruh.
Tidak hanya tarif dasar listrik, pasokan BBM jenis premium juga dibatasi. Akibatnya, kata dia, para buruh yang kebanyakan menggunakan sepeda motor mau tidak mau harus membeli Pertalite atau Pertamax yang harganya lebih mahal. Padahal jumlah buruh yang menggunakan motor mencapai 86 juta orang.
Menurut dia, kenaikan TDL untuk ketiga kalinya ini merupakan kado pahit Presiden Jokowi untuk buruh. “Seharusnya yang dilakukan Pemerintah adalah memenuhi tuntutan buruh dalam Mayday tentang tuntutan hapus outsourcing dan pemagangan. Termasuk jaminan sosial dan menolak upah murah.(tmpo)
Berita Lainnya +INDEKS
Dubes Iran Terima Kunjungan Pengurus JMSI Pusat
JAKARTA, Riautribune.com - Duta Besar (Dubes) Republik Islam Iran, Mohammad Boroujerdi menerima k.
HUT Ke-4 JMSI akan Berikan Penghargaan untuk Sejumlah Tokoh Nasional dan Daerah
JAKARTA, Riautribune.com — Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) akan memberikan penghargaan un.
MoU PWI Pusat- Universitas Mercu Buana Meningkatkan Literasi Digital dan Memerangi Hoax
JAKARTA, Riautribune.com - PWI Pusat dan Universitas Mercu Buana sepakat menjalin kerja.
KSP Sebut Pencabutan Label Halal Produk Perusahaan Pendukung Israel Tak Punya Dasar Hukum
JAKARTA, Riautribune.com - Kantor Staf Presiden (KSP) Joko Widodo merespons pernyataan Maje.
Merasa Bingung Soal Keputusan MK, Saldi Isra Malah Dilaporkan ke Majelis Kehormatan
JAKARTA, Riautribune.com - Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Saldi Isra dilaporkan ke Majelis .
Buka Peluang Gibran Maju Capres, MK Disebut Jadi Mahkamah Keluarga
JAKARTA, Riautribune.com -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berpeluang maju sebagai cawapre.