pilihan +INDEKS
BEM: Pemerintah Lamban Merespon Aksi Petani Kendeng
KEDIRI-riautribune: Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kediri Raya menggelar aksi solidaritas untuk Kendeng di bundaran Sekartaji Kediri. Mereka meminta pemerintah belajar dari bencana longsor Ponorogo untuk lebih menjaga alam dari kerusakan industri.
Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kediri menggelar aksi solidaritas bersama untuk Kendeng. Mengusung sejumlah poster berisi kecaman kepada pemerintah terhadap nasib yang diterima para petani di Kendeng, Jawa Tengah, mahasiswa Kediri meminta pemerintah menghentikan operasional pabrik semen di sana. "Bencana alam sudah kerap terjadi, pemerintah harus mulai memperhatikan itu," kata Upit Farikhman, koordinator aksi, Minggu, 2 April 2017.
Penolakan oleh para petani Kendeng, menurut Upit, patut mendapat dukungan masyarakat luas. Demi menjaga kelestarian alam dan ketahanan pangan, para petani menolak aktivitas pabrik semen yang mengancam area pertanian warga. Seharusnya pemerintah justru berpihak pada masyarakat pertanian dan tak menjadi benteng pemodal industri.
Upit juga menyesalkan sikap pemerintahan Presiden Joko Widodo yang terlihat lamban dalam merespon kasus Kendeng hingga menelan korban jiwa seorang aktivis petani saat melakukan aksi di Jakarta. Padahal sengketa ini bisa tuntas jika semua pihak berpihak pada keseimbangan alam dan tak terlalu mengeksploitasi alam.
Bencana longsor Ponorogo, yang menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat akibat kontur tanah gerak, menjadi pelajaran bagi pemerintah untuk lebih bijak memperlakukan alam. Jika pemerintah terus abai dengan kondisi alam dan mengedepankan kepentingan industri, niscaya bencana alam lainnya akan terus bermunculan dengan korban jiwa sia-sia. "Kami sangat prihatin dengan meninggalnya petani Kendeng, jangan sampai ada korban lain di negeri ini," kata Upit.
Aksi solidaritas mahasiswa ini mendapat pengawalan ketat aparat Kepolisian Resor Kota Kediri. Aksi ini sempat dilarang oleh aparat karena akan dilakukan di area markas TNI dan digelar malam hari. Atas kesepakatan dengan polisi, aksi baru digelar siang tadi. Para peserta aksi juga membatalkan rangkaian acara yang sempat direncanakan seperti melakukan cor kaki hingga mimbar bebas.(tempo.co/rt)
Berita Lainnya +INDEKS
Dubes Iran Terima Kunjungan Pengurus JMSI Pusat
JAKARTA, Riautribune.com - Duta Besar (Dubes) Republik Islam Iran, Mohammad Boroujerdi menerima k.
HUT Ke-4 JMSI akan Berikan Penghargaan untuk Sejumlah Tokoh Nasional dan Daerah
JAKARTA, Riautribune.com — Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) akan memberikan penghargaan un.
MoU PWI Pusat- Universitas Mercu Buana Meningkatkan Literasi Digital dan Memerangi Hoax
JAKARTA, Riautribune.com - PWI Pusat dan Universitas Mercu Buana sepakat menjalin kerja.
KSP Sebut Pencabutan Label Halal Produk Perusahaan Pendukung Israel Tak Punya Dasar Hukum
JAKARTA, Riautribune.com - Kantor Staf Presiden (KSP) Joko Widodo merespons pernyataan Maje.
Merasa Bingung Soal Keputusan MK, Saldi Isra Malah Dilaporkan ke Majelis Kehormatan
JAKARTA, Riautribune.com - Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Saldi Isra dilaporkan ke Majelis .
Buka Peluang Gibran Maju Capres, MK Disebut Jadi Mahkamah Keluarga
JAKARTA, Riautribune.com -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berpeluang maju sebagai cawapre.