pilihan +INDEKS
Anies: Konvensi UNESCO Beri Keuntungan Besar Bagi Indonesia
JAKARTA - riautribune: Apa yang Indonesia lakukan untuk sektor budaya sejak Konvensi 2005 tentang perlindungan dan promosi Keragaman Ekspresi Budaya diratifikasi pada 2012? Ini adalah pertanyaan yang akan dijawab dalam "Lokakarya Nasional tentang Pelaporan Periodik Konvensi UNESCO 2005" yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI dan UNESCO di Jakarta pada 1 hingga 3 Maret 2016.
Sebagai negara pihak dari Konvensi 2005, Indonesia memiliki kewajiban hukum untuk menyampaikan laporan berkala kepada UNESCO setiap empat tahun. Pelaporan pertama akan jatuh tempo pada 2106.
Konvensi UNESCO tentang perlindungan dan promosi Keragaman Ekspresi Budaya (2005) merupakan instrumen standar pengaturan internasional yang menyediakan kerangka kerja bagi tata kelola budaya yang didasarkan pada prinsip-prinsip dasar kebebasan berekspresi lain di dunia dan pada aspek ekonomi dan budaya yang saling melengkapi untuk pembangunan berkelanjutan sebagaiamana didefinisikan dalam konvensi.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan bahwa ratifikasi perjanjian internasional dan hal perlindungan dan ekspresi budaya sesungguhnya telah memberikan keuntungan besar bagi Indonesia.
"Kita memiliki panggung untuk menunjukkan kekayaan budaya kepada masyarakat dunia. Di sisi lain budaya lokal bisa kita lestarikan dan kembangkan," ucapnya di sela-sela lokakarya, Selasa (1/3).
Menteri Anies juga menjelaskan bahwa banyak yang telah dicapai Indonesia sejak kemerdekaannya. Kini dengan potensi yang dimiliki dan kebutuhan untuk berbagi dengan dunia, bangsa Indonesia selayaknya memastikan bahwa setiap warga negara Indonesia akan berpartisipasi, memiliki akses dan menikmati keragaman ekspresi budayanya.
"Momentum pelaporan ini selayaknya dimanfaatkan oleh seluruh pemangku kepentingan untuk mensinergikan kebijakan dan aktivitas yang menyangkut pengembangan kebudayaan untuk sebesar-besarnya bermanfaat bagi seluruh masyarakat pemilik kebudayaan, tanpa mengabaikan nilai-nilai yang terkandung di dalam kebudayaan tersebut," ucapnya. (rmol/rt)
Berita Lainnya +INDEKS
Gelas Kertas Ramah Lingkungan dari Indonesia Dukung Ajang Lari Internasional Bergengsi The RunCzech
JAKARTA, Riautribune.com - Dalam upaya mendukung pengurangan sampah plastik baik secara nasional .
Dubes Iran Terima Kunjungan Pengurus JMSI Pusat
JAKARTA, Riautribune.com - Duta Besar (Dubes) Republik Islam Iran, Mohammad Boroujerdi menerima k.
HUT Ke-4 JMSI akan Berikan Penghargaan untuk Sejumlah Tokoh Nasional dan Daerah
JAKARTA, Riautribune.com — Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) akan memberikan penghargaan un.
MoU PWI Pusat- Universitas Mercu Buana Meningkatkan Literasi Digital dan Memerangi Hoax
JAKARTA, Riautribune.com - PWI Pusat dan Universitas Mercu Buana sepakat menjalin kerja.
KSP Sebut Pencabutan Label Halal Produk Perusahaan Pendukung Israel Tak Punya Dasar Hukum
JAKARTA, Riautribune.com - Kantor Staf Presiden (KSP) Joko Widodo merespons pernyataan Maje.
Merasa Bingung Soal Keputusan MK, Saldi Isra Malah Dilaporkan ke Majelis Kehormatan
JAKARTA, Riautribune.com - Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Saldi Isra dilaporkan ke Majelis .