pilihan +INDEKS
Biang Kerok Ekonomi Indonesia Terjebak di Jurang Resesi
JAKARTA - Ekonomi Indonesia belum mampu keluar dari jurang resesi. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi nasional minus 2,07% sepanjang tahun lalu. Pada kuartal IV-2020, pertumbuhan ekonomi nasional minus 2,19%. Jika dilihat lebih jauh, angka tersebut terkontraksi minus 0,42% dibandingkan kuartal sebelumnya. Angka realisasi ini juga menandakan ekonomi belum keluar jurang resesi.
Pasalnya, ekonomi Indonesia tiga kuartal berturut-turut berada di zona negatif. Pasa kuartal II realisasinya minus 5,32% dan kuartal III minus 3,49%. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan mayoritas kinerja komponen pengeluaran tumbuh negatif di sepanjang tahun lalu. Hanya ada satu komponen yang kinerjanya masih positif yaitu konsumsi pemerintah.
"Dilihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020 minus 2,07%. Tadi kita bisa lihat seluruh komponen alami pertumbuhan negatif kecuali konsumsi pemerintah," kata Suhariyanto dalam video conference, Jumat (5/2/2021). Berdasarkan catatan BPS, komponen pengeluaran yang berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) berkontribusi sebesar 89,40% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Namun realisasinya di sepanjang tahun 2020 berada di zona negatif. Untuk konsumsi rumah tangga realisasinya minus 2,63%. Pengeluaran konsumsi LNPRT minus 4,29%, investasi atau PMTB minus 4,95%, ekspor minus 7,70%, impor minus 14,71%. Sedangkan konsumsi pemerintah positif 1,94%. "Kalau investasi selama 2020 negatif 4,95% dan kalau kita lihat PMTB ini sumber kontraksi yang terdalam yaitu minus 1,63%," jelasnya.
Dengan kata lain, investasi atau PMTB menjadi penyebab terbesar bagi realisasi pertumbuhan ekonomi yang minus 2,07% pada tahun 2020. Penyebab kedua berasal dari konsumsi rumah tangga yang minus 1,43%, konsumsi LNPRT yang minus 0,05%. Sementara komponen pengeluaran lainnya yang positif 0,89% dan konsumsi pemerintah positif 0,15%. "Dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu minus 2,07%, maka PDB per kapita alami penurunan seiring bertambahnya jumlah penduduk Indonesia, yaitu sebesar Rp 56,9 juta per kapita atau setara US$ 3.911,7," terang Suhariyanto.(detik.com)
Berita Lainnya +INDEKS
Sambut Ramadan dan Idul Fitri 1445H, Smartfren Perkuat Jaringan dan Berikan Promo Kuota Besar
PEKANBARU, Riautribune.com – Menyambut momen Ramadan dan Idul Fitri 1445 H, Smartfren terus mel.
Sepeda Motor Listrik Honda Siap Mengaspal di Riau, Harganya Rp 40 Jutaan
PEKANBARU, Riautribune.com - PT Capella Dinamik Nusantara (CDN) Main Dealer sepeda motor Honda wi.
Tinjau Pekerja di Lapangan Saat Ramadan, Dirut PHR Pesan Jaga Keselamatan
DURI, Riautribune.com - Direktur Utama PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Ruby Mulyawan melaksanakan S.
Capella Honda Luncurkan New Honda Stylo 160, Segini Harganya
PEKANBARU, Riautribune.com – PT Capella Dinamik Nusantara (CDN) Main Dealer sepeda motor Honda .
Skutik Premium Fashionable New Honda Stylo 160 Segera Launching di Mall SKA
PEKANBARU, Riautribune.com – PT Capella Dinamik Nusantara (CDN) Main Dealer se.
Keren! Lewat Inovasi 'Pensl', PHR Hemat Biaya Pemboran Rp 4,5 M Per Sumur
PEKANBARU, Riautribune.com – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) membuat inovasi baru dalam upaya pem.