pilihan +INDEKS
Fahri Minta Jokowi Belajar Pidato, Ngabalin: Ah, Bercanda
JAKARTA - riautribune : Presiden Joko Widodo diminta politikus Fahri Hamzah belajar berpidato karena arahannya ke relawan soal berani diajak berantem dianggap memecah belah masyarakat. Istana menganggap pernyataan Fahri guyon belaka.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, Ali Mochtar Ngabalin menganggap Fahri Hamzah tak paham soal narasi dan diksi dalam pidato Jokowi, yang intinya menurut Ngabalin menyemangati relawan. Bagi Ngabalin, Fahri terlihat lucu seperti sedang bergurau.
"Masak Fahri nggak ngerti itu. Ah, Fahri bercanda itu,' ucap Ngabalin saat dihubungi, Selasa (7/8/2018). Ngabalin meminta Fahri meneliti dan memahami konteks pidato Jokowi secara utuh. Ngabalin balik meragukan kapasitas Fahri dalam mencerna sesuatu.
"Tanya Fahri, Fahri ngerti narasi, diksi, apa nggak? Coba tanya Fahri, ya. Kalau Fahri ngerti diksi, narasi, coba lihat diksi yang dipakai Pak Jokowi," sebut Ngabalin.
"Narasi yang dipakai dan diksi, di depannya ada kalimat apa coba, 'jangan berantem, jangan menyebarkan berita bohong, jangan melawan, jangan ini, jangan itu. Tapi kalau diajak berantem, apa itu'. Baca, dilihat dong narasinya," sebut Ngabalin.
Pria yang akrab dengan serban putih itu menyebut pidato Jokowi layaknya arahan seorang panglima ke prajuritnya. Jokowi disebut ingin memberi ketenangan kepada para relawan bahwa dirinya hadir di tengah-tengah ketulusan relawan yang terus berjuang untuknya.
"Itu artinya seruan seorang pemimpin besar, seorang panglima kepada para relawan. Relawan itu kan orang-orang yang waktu dan pikiran, tenaga, dipersembahkan tanpa meminta sedikit pun imbalan. Dengan begitu, maka Pak Jokowi itu ingin menunjukkan kepada para relawan bahwa saya di sini tidak tinggal diam tapi bersama-sama dengan kalian," ucap Ngabalin.
Soal permintaan agar Jokowi belajar berpidato, Fahri menilai pemimpin harus mampu membangun narasi tentang persatuan. Dia pun menyinggung gaya orasi presiden pertama RI, Sukarno, yang dinilai mampu menyatukan Indonesia, beda dengan Jokowi menurutnya.
"Pak Jokowi harus mulai pidato sebagai negarawan yang membuat kita semua terpukau. Kegagalan narasi pemerintahan ini dari awal itulah yang merusak bangsa Indonesia," kata Fahri.(dtk)
Berita Lainnya +INDEKS
Dubes Iran Terima Kunjungan Pengurus JMSI Pusat
JAKARTA, Riautribune.com - Duta Besar (Dubes) Republik Islam Iran, Mohammad Boroujerdi menerima k.
HUT Ke-4 JMSI akan Berikan Penghargaan untuk Sejumlah Tokoh Nasional dan Daerah
JAKARTA, Riautribune.com — Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) akan memberikan penghargaan un.
MoU PWI Pusat- Universitas Mercu Buana Meningkatkan Literasi Digital dan Memerangi Hoax
JAKARTA, Riautribune.com - PWI Pusat dan Universitas Mercu Buana sepakat menjalin kerja.
KSP Sebut Pencabutan Label Halal Produk Perusahaan Pendukung Israel Tak Punya Dasar Hukum
JAKARTA, Riautribune.com - Kantor Staf Presiden (KSP) Joko Widodo merespons pernyataan Maje.
Merasa Bingung Soal Keputusan MK, Saldi Isra Malah Dilaporkan ke Majelis Kehormatan
JAKARTA, Riautribune.com - Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Saldi Isra dilaporkan ke Majelis .
Buka Peluang Gibran Maju Capres, MK Disebut Jadi Mahkamah Keluarga
JAKARTA, Riautribune.com -- Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka berpeluang maju sebagai cawapre.