pilihan +INDEKS
Komisi IV DPR-RI Desak Pemerintah Hentikan Impor Bawang
BREBES - Riautribune:Ditemukan ratusan ton bawang merah impor asal India yang masuk Kabupaten Brebes mendapat perhatian serius dari Komisi IV DPR-RI. Lembaga itu mendesak pemerintah segera menghentikan impor bawang merah, karena membuat petani resah. Masuknya bawang impor menyebabkan harga bawang lokal anjlok, sehingga petani rugi. Selain itu, kementerian terkait juga diminta menindak tegas oknum importir nakal.
”Tadi pagi, saya sudah langsung telepon ke Dirjen Holtikultura (Kementerian Petanian) dan menyatakan siap untuk menindaklanjuti. Kalau perlu tindak tegas importir nakal itu,” tandas Anggota Komisi IV DPR-RI, Agung Widyantoro, di sela-sela kegiatan reses di Kabupaten Brebes, Jumat (4/5).
Dia mengatakan, terkait masuknya bawang merah impor itu pihaknya mendapat laporan dari Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI). Setelah cek ke lapangan, memang benar banyak bawang impor yang beredar di pasaran lokal. Lebih parahnya lagi, bawang impor yang masuk itu diketahui telah melanggar aturan yang ditetapkan pemerintah. Di mana, bawang impor yang diperbolehkan harus memiliki diameter lebih dari 5 sentimeter.
”Namun yang kami temukan di lapangan, diameternya kurang dari 5 sentimeter dan rata-rata antara 2,5 sentimeteri,” ungkapnya. Menurut dia, hal itu yang membuat rancu karena ukurannya sama dengan bawang lokal hasil panen petani. Bahkan, tidak ada jaminan jika bawang impor itu saat dijual tidak dicampur dengan bawang lokal. Di sisi lain, harga bawang impor lebih murah sehingga membuat harga bawang lokal anjlok.
”Karena itu, kami mendesak pemerintah menghentikan impor bawang ini, karena telah merugikan petani. Saya juga mengimbau importir untuk mengentikan impor dan menarik barang yang sudah beredar karena tindakannya telah melanggar aturan. Jika tidak, akan berhadapan dengan hukum,” tegas mantan Bupati Brebes tersebut.
Atas persoalan itu, dia menambahkan, komisinya akan memanggil importir bersama Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, untuk hadir dalam rapat dengar pendapat. Pihaknya juga meminta kepala daerah tegas melalui dinas terkait terhadap importir nakal tersebut. Bahkan, jika perlu terbitkan aturan di daerah, seperti peraturan daerah atau peraturan bupati untuk melindungi petani.
”Jangan takut melanggar kententuan yang lebih tinggi. Kami minta kepala daerah juga berani menyampaikan ke pemerintah pusat, jika bawang merah ini komuditas yang sensitif dan menjadi harapan petani di Brebes,” tuturnya. Seperti diberitakan sebelumnya, ABMI menemukan banyak bawang impor yang diduga ilegal masuk ke wilayah Kabupaten Brebes.
Bawang impor asal India itu jumlahnya yang masuk diprediksi telah mencapai ratusan ton. Akibanya, harga bawang lokal yang saat ini sedang membaik mendadak anjlok. Kondisi itu dikeluhkan para petani bawang merah, karena mereka mengalami kerugian besar. Selain di Brebes, bawang impor itu juga telah masuk ke pasar besar di beberap kota di Indonesia.(smc)
Berita Lainnya +INDEKS
Status Lahan Jadi Kendala Program PSR, Kasim Minta Pemerintah Segera Carikan Solusi
PEKANBARU - Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Dumai, Abdul Kasim SH, .
Bisa Hadirkan Ratusan Ribu Orang, Menteri Pariwisata Sangat Kagum Dengan Pacu Jalur
PEKANBARU - Menteri Pariwisata RI, Sandiaga Salahuddin Uno, sangat mengagumi budaya asal Kuantan .
Demi Kebutuhan Air Bersih, Karmila Berharap Keseriusan Pengelolaan SPAM Durolis
PEKANBARU - Anggota DPRD Riau Dapil Rokan Hilir, Dr Hj Karmila Sari,.
Gelar 'Nobar' Bersama Warga, Viktor Parulian Rangkul Warga Sekitar : Kita Adalah Saudara
PEKANBARU , Riautribune . com - To witness the.
Setengah Tahun Senyap, Pansus Konflik Lahan Desak Pemerintah Jalankan Rekomendasi
PEKANBARU - Ketua Panitia Khusus (Pansus) Penyelesaian Konflik Lahan DPRD Riau, Marwan Yoha.
Tuntut Transparansi Pembagian DBH Migas, DPRD Riau Singgung Konsep Negara Federal
PEKANBARU - Ketua Komisi I DPRD Riau, Eddy A Mohd Yatim, mendukung langkah Bupati Kepulauan Meran.